dc.description.abstract | Seiring berkembangnya industri dan kemajuan teknologi serta ilmu
pengetahuan, kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari penggunaan logam.
Oleh karena itu logam harus disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari. Contohnya
logam yang digunakan untuk berbagai perhiasan, logam harus terlihat indah dan
menarik. Untuk kebutuhan peralatan rumah tangga, logam harus tahan lama, kuat,
dan begitu seterusnya. Logam adalah bahan organik yang tidak bisa diperbarui dan
sangat memerlukan perawatan ekstra agar logam lebih awet dalam penggunaannya.
Salah satu jenis logam yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah baja karbon.
Baja karbon adalah paduan besi dengan karbon yang rendah yaitu kurang
dari 0,25%C. Baja karbon terdiri dari tiga jenis berdasarkan dengan kadar
karbonnya yaitu baja karbon rendah, baja karbon sedang, dan baja karbon tinggi
atau biasa disebut besi tuang. Baja karbon rendah mimiliki kadar karbon sekitar
0,025%-0,25%. Baja karbon rendah dengan kadar 0,04%-0,10% C biasa dijadikan
plat baja, untuk kadar karbon 0.05% C dijadikan untuk kebutuhan bagian
kendaraan, baja dengan kadar karbon 0,15% - 0,20%C digunakan untuk konstruksi
jembatan, bangunan, atau dijadikan baja konstruksi (Ngatin, 2017).
Baja SS400 adalah baja karbon rendah dengan kadar karbon (max 0.17 %C)
atau low carbon steel. Material baja SS400 tidak dapat dikeraskan atau dilakukan
perlakuan panas (heat treatment) melalui proses tempering dan quenching. Baja
SS400 hanya bisa dikeraskan dengan cara pengerasan permukaan atau surface
hardening seperti carburizing (Kuswanto, 2010). Baja SS400 adalah baja karbon
rendah yang memiliki sifat keuletan yang baik, kekerasan yang sedang, dan sedikit
kandungan silicon. Aplikasi baja SS400 biasa digunakan untuk industri konstruksi,
kereta api, jembatan dan lain-lain. Dalam pengaplikasian baja SS400 yang
bersentuhan langsung dengan lingkungan, akan membuat kualitas baja seperti
penampilan, mutu, dan daya guna mengalami penurunan sehingga perlu dilakukan
pencegahan (Mulyuda dan Mulyanto, 2017).
Teknologi di dunia industri semakin berkembang seiring berjalannya waktu
membuat cara pencegahan dan perbaikan kualitas logam juga semakin berkembang
supaya keindahan, kekuatan, dan juga daya tahan terhadap korosi lebih baik yaitu
dengan cara pelapisan logam menggunakan cat, powder coating, heat treatment
terhadap permukaan logam, dan penambahan larutan. Pelapisan logam merupakan
salah satu proses manufaktur dalam suatu industri pada tahap finishing. Salah satu
cara pelapisan logam yaitu menggunakan pelapisan secara listrik atau disebut
electroplating.
Electroplating adalah proses pelapisan logam dengan bantuan arus listrik
DC yang dimana ion logam akan berpindah melalui larutan elektrolit dan akan
mengendap pada bahan padat yang akan dilapisi. Ion logam ini diperoleh dari
peluruhan anoda logam dan juga ion pada larutan elektrolit. Pengendapan terjadi
pada benda kerja (spesimen) yang berlaku sebagai katoda. (Ansari dkk, 2017).
Proses pelapisan electroplating dilakukan dengan cara merangkai dua elektroda
kemudian dialiri listrik dengan larutan elektrolit sebagai medianya (plating bath).
Dalam electroplating konvensional, arus mengalir dari anoda menuju katoda
melalui larutan elektrolit. Dengan proses pelapisan menggunakan arus listrik,
diharapkan reaksi terjadi terus menerus secara tetap menuju arah tertentu. Hal yang
paling penting dari proses electroplating adalah mengoperasikan kedua elektroda
yang terendam dalam larutan elektrolit dengan arus yang searah. Proses
electroplating sangat memerlukan media yaitu larutan elektrolit agar proses dapat
berlangsung. Larutan elektrolit bisa dibuat dari larutan asam dan garam logam yang
mengandung ion-ion positif. Pada elektroda akan terjadi reaksi reduksi oksidasi
pada proses ini karena perbedaan kutub pada kedua elektroda (Furqon, 2015).
Banyak pelapis yang dapat digunakan untuk electroplating salah satunya adalah
krom. | en_US |