ANALISIS PELAKSANAAN PENYELIAAN FASILITATIF PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN KOORDINATOR PUSKESMAS
Abstract
Bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak mempunyai kemampuan yang bervariasi, sehingga menjadi
beban kerja tersendiri dalam pembinaannya. Bidan koordinator puskesmas
mempunyai peran penting dalam pembinaan bidan di desa, melalui kegiatan
peyeliaan fasilitatif program KIA. Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan
penyeliaan fasilitatif program KIA oleh bidan koordinator puskesmas kepada bidan di
desa di wilayah kerjanya di Kabupaten Lumajang.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi. Dari 16 Bidan koordinator Puskesmas yang masuk dalam kriteria
penelitian, diperoleh 8 orang yang menjadi informan utama penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang karakteristik responden, pelaksanaan penyeliaan,
hasil dan hambatan dalam pelaksanaan penyeliaan fasilitatif program KIA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden antara 36 - 48 tahun,
lama bekerja sebagai bidan koordinator puskesmas antara 2 – 9 tahun. Pengetahuan
responden tentang penyeliaan fasilitataif program KIA masih rendah. Sebagian besar
responden membuat perencanaan kegiatan penyeliaan yang disusun bersama tim
Puskesmas dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus. Materi yang
disampaikan dalam kegiatan orientasi hanya seputar daftar tilik dan tidak ada
kesepakatan jadual kunjungan penyeliaan dengan bidan di desa yang akan diselia.
Sebagian besar bidan di desa melakukan kajian mandiri setiap 3 bulan sekali.
Sebagian besar responden tidak melakukan kunjungan penyeliaan secara rutin setiap bulan. Sebagian besar responden melakukan verifikasi dengan metode yang kurang
tepat dan memberikan umpan balik yang positif kepada bidan yang diselia. Sebagian
besar responden melakukan pertemuan bulanan secara rutin dengan melibatkan lintas
program, namun jarang diisi dengan kegiatan pembelajaran. Upaya peningkatan mutu
telah dilakukan oleh semua responden dan telah dipilah kegiatan mana yang bisa
dilakukan oleh bidan di desa, puskesmas atau yang harus dikonsultasikan pada dinas
kesehatan kabupaten, namun keberhasilannya belum dievaluasi secara berkala.
Jumlah bidan yang dikunjungi untuk mendapatkan penyeliaan masih rendah. Tingkat
kepatuhan bidan di desa terhadap standar kualitas pelayanan KIA masih rendah.
Sebagian besar bidan di desa mengikuti pertemuan bulanan di puskesmas. Hambatan
yang ditemui oleh Bikor puskesmas adalah : terbatasnya dana, kurangnya dukungan
dari pimpinan, rendahnya peran serta lintas sektor, rendahnya kemampuan advokasi
dari puskesmas dan bidan desa, kondisi geografis, minimnya sarana transportasi dan
beban kerja Bikor puskesmas yang tinggi.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]