Pengembangan Pola Fraktal Berbasis Etnomatematika pada Batik Lukis Motif Daun Singkong Bondowoso sebagai Lembar Kerja Peserta Didik
Abstract
Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Timur,
Indonesia yang memiliki batik khas motif utama daun singkong. Motif batik ini
terus berkembang seiring berjalannya waktu. Penambahan ornamen dalam
mengambangkan motif batik juga dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
ilmu matematika. Fraktal merupakan pengulangan bentuk geometri dengan berbeda
ukuran panjang dan lebar maupun posisi yang dapat membentuk objek tiruan
disekitar. Hal ini disebut dengan pendekatan etnomatematika, suatu bidang yang
mempelajari hubungan antara matematika dengan budaya setempat.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (development research),
dengan tujuan mengembangkan motif Batik Daun Singkong Bondowoso dengan
ornamen fraktal yang kemudian dikemas menjadi Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) SMA Kelas XI sesuai kurikulum 2013 materi Transformasi Geometri..
Ornamen daun singkong diambil dari motif Batik Daun Singkong Bondowoso yang
di produksi di Daweea Batik Bondowoso. Berdasarkan hasil wawancara kepada
salah satu guru matematika SMA Negeri 3 Jember yang menyatakan bahwa, siswa
mengalami kesulitan dalam pemahaman dan pengimplementasian Transformasi
Geometri. Model pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
menggunakan alur yang dituliskan oleh Sugiyono. Tahapan pengembangan ini telah
tersusun menjadi beberapa tahapan yakni, potensi dan masalah, pengumpulan data,
desain draf I, validasi draf I, revisi draf I, uji coba draf I, desain draf II, revisi draf
II, uji coba draf II, revisi draf II, dan memproduksi produk.
Hasil pengembangan Batik Daun Singkong Bondowoso dengan ornamen
fraktal menghasilkan lima Batik Daun Singkong Bondowoso baru yakni, motif
pertama yakni menggabungkan Daun Singkong Bondowoso dengan ornamen
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
x
x
Segitiga Sierpinski iterasi ke-6, motif kedua yakni menggabungkan Daun Singkong
Bondowoso dengan ornamen Segitiga Sierpinski iterasi ke-5, motif ketiga yakni
Daun Singkong Bondowoso dengan ornamen Box Fractal, motif keempat yakni
menggabungkan Daun Singkong Bondowoso dengan ornamen Fractal Tree, motif
kelima yakni menggabungkan Daun Singkong Bondowoso dengan ornamen Koch
Snowflake iterasi ke-5. Penyusunan kelima motif batik menggunakan konsep
Transformasi Geometri, yang kemudian digunakan dalam latihan soal pada LKPD
yang dihasilkan.
LKPD yang dihasilkan sebelum diproduksi secara masal terlebih dahulu
dilakukan analisis validitias. Hasil validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
dinyatakan valid dengan perolehan 3,5 Va selain itu, terdapat instrumen lembar
angket respon siswa yang harus dilakukan validasi. Lembar angket respon siswa
bertujuan untuk menilai LKPD efektif dan dapat terbaca oleh siswa. Lembar angket
respon siswa dinyatakan valid dengan perolehan 3,6 Va . Tahap selanjutnya yakni
uji coba terbatas kepada 10 siswa SMA Negeri 3 Jember. Uji coba dilakukan secara
tatap muka, didapatkan nilai rata-rata 79,3. Berdasarkan 10 siswa, diperoleh nilai
tertinggi 99 dan terendah 88. Uji reliabilitas didapatkan skor 0,610 dengan tingkat
reliabilitas tinggi. Dapat disimpulkan dari perolehan nilai LKPD maka, LKPD ini
efektif dan terbaca untuk digunakan di siswa tingkat SMA. Berdasarkan hal tersebut,
maka LKPD ini terjamin konsistensinya. Tahapan selanjutnya yakni, uji coba
lapangan, namun penelitian ini dihentikan hingga tahap uji coba terbatas
dikarenakan adanya virus COVID-19 varian baru, sehingga sekolah melakukan
pembelajaran tatap muka terbatas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dihasilkan LKPD dengan objek Batik Daun
Singkong Bondowoso dengan ornamen fraktal dengan mengaplikasikan materi
Transformasi Geometri. LKPD menyajikan ringkasan materi Transformasi
Geometri dan latihan soal berbasis kehidupan sehari-hari. Saran untuk penelitian
selanjutnya, untuk menguji kepraktisan dan mengatikan dengan peningkatan
pemahaman siswa dengan adanya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
etnomatematika.