Show simple item record

dc.contributor.authorIHSAN, Zulfa
dc.date.accessioned2022-04-27T07:06:55Z
dc.date.available2022-04-27T07:06:55Z
dc.date.issued2022-01-31
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106656
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 27 April 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractKarya sastra mengandaikan gambaran kehidupan yang relevan dengan fenomena sosial bahkan representasi sejarah suatu bangsa. Oleh sebab itu, mengkaji karya sastra erat kaitannya dengan konteks historis realitas. Fenomena karya sastra yang mencerminkan tema hubungan dominasi-subordinasi atau penjajah-terjajah tidak jarang diangkat dalam kesusastraan Indonesia. Hal tersebut tidak dapat terelakkan manakala Indonesia merupakan bekas praktik kolonisasi. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimanakah bentuk relasi kekuasaan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf, (2) Bagaimanakah bentuk respons subaltern terhadap relasi kekuasaan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf, dan (3) Bagaimanakah pemanfaatan kajian sastra poskolonial yang terdapat dalam novel Tanah Tabu karya Anindya Siswanto Thayf sebagai alternatif pembelajaran sastra di SMA. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan poskolonial. Data dalam penelitian ini berupa kutipan fenomena dalam bentuk kata-kata, kalimat, atau wacana dalam novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf yang diidentifikasi sebagai bentuk relasi kekuasaan dan respons subaltern. Sumber datanya adalah naskah novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf dan silabus SMA kelas XI kurikulum 2013 revisi 2018. Teknik pengumpul data menggunakan teknik dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk relasi kekuasaan yang terkandung dalam novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf yaitu: pertama, relasi kekuasaan Belanda pada tahun 1946 yang melakukan politik dekolonisasi di Papua. Relasi kekuasaan Belanda dioperasionalkan melalui hegemoni dan negosiasi identitas; kedua, relasi kekuasaan korporasi direpresentasikan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf. Kekuasaan korporasi dioperasionalkan melalui proses hegemoni. Hegemoni tersebut meliputi hegemoni sosial, hegemoni ekonomi dan hegemoni politik; ketiga, relasi kekuasaan Bangsa Indonesia direpresentasikan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf. Hasil penelitian menunjukkan dominasi kekuasaan dioperasionalkan melalui institusi negara dan partai politik. Terdapat tiga respons perlawanan subaltern terhadap relasi kekuasaan, yaitu: pertama, respons terhadap Belanda. Hasil penelitian menunjukkan dalam konteks perjumpaan antara Belanda dan pribumi Papua, hegemoni dan negosiasi identitas diterima subaltern sebagai suatu hal yang wajar dan tanpa paksaan. Artinya, terjadi manipulasi terselubung oleh Belanda terhadap pribumi Papua; kedua, respons subaltern terhadap hegemoni korporasi perusahaan emas. Relasi kekuasaan korporasi tersebut menjadi pertempuran antara idealisme kapitalis dan idealisme lokal Papua berdasarkan realitas yang tidak sesuai dengan ekspetasi; ketiga, respons masyarakat subaltern terhadap relasi kekuasaan bangsa Indonesia berupa respons terhadap institusi negara dan partai politik. Melalui penelitian yang menunjukkan relasi kekuasaan dan respons masyarakat subatern Papua dalam novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf memiliki potensi untuk digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran Sastra di SMA kelas XI pada materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi dasar 4.17 pada kurikulum 2013 revisi 2018, yaitu mengonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerita pendek atau novel yang sudah dibaca. Saran yang diberikan adalah sebagai berikut. Pertama, dalam konteks pendidikan formal dan lingkup akademis, hasil penelitian novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf dapat menjadi rekomendasi penelitian selanjutnya dengan melakukan eksperimen di kelas. Peneliti atau guru menggunakan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Lebih lanjut, dalam pendekatan poskolonial terhadap novel Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thayf dapat dikembangkan melalui konsep warisan kolonial, politik tubuh, dan konsep lainnya. Kedua, bagi pembaca melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi pemahaman kritis dalam menyikapi fenomena relasi kekuasaan dan realitas masyarakat Papua sehingga tidak semena-mena dalam memberikan opini terkait polemik di Papua.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. Akhmad Taufiq, S.S., M.Pd. Dosen Pembimbing Anggota : Fitri Nura Murti, S.Pd., M.Pd.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectPembelajaran Sastraen_US
dc.subjectPoskolonialismeen_US
dc.titlePoskolonialisme dalam Novel Tanah Tabu Karya Anindita Siswanto Thayf dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Sastra di SMAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record