dc.description.abstract | Presiden Republik Indonesia menyatakan, situasi narkoba di Indonesia dalam kategori darurat narkoba. Angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia mengalami peningkatan, pada tahun 2017 mencapai 3.367.154 pada kelompok usia 10-59 tahun, pada tahun 2019 mencapai 4.534.744 pernah memakai narkoba pada usia 15-64 tahun (BNN, 2018:4; BNN, 2020b:3). Data Indonesia Drugs Report 2019 dan 2020 menunjukkan Jawa Timur tetap berada pada peringkat tiga, wilayah dengan pengungkapan narkoba terbesar (BNN, 2019a:37; BNN, 2020b:28). Badan Narkotika Nasional tahun 2019 dan 2020 menyatakan Kabupaten Lumajang yakni, Kecamatan Klakah termasuk dalam “Titik-Titik Kawasan Rawan dan Rentan Narkoba” (BNN, 2019a:37; BNN, 2020b:84).
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan dalam menangani narkoba, melalui Badan Narkotika Nasional penanganan narkoba dilakukan dengan metode strategis yakni Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Penggunaan media informasi sebagai langkah pencegahan penyalahgunaan narkoba bertujuan untuk mencapai masyarakat resisten terhadap penyalahgunaan narkoba. London School of Health dan Tropical Medicine (LSHTM) tahun 2019 telah membuat konsep baru dalam metode edukasi. Konsep edukasi ini yakni Emo Demo (Emotional Demonstration) yang merupakan sesi pendidikan interaktif menggunakan permainan yang menginspirasi sasaran dalam perubahan perilaku (GAIN, 2019a). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan media promosi kesehatan emo demo stop narkoba dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada anak usia sekolah dasar.
Jenis penelitian ini yakni penelitian Riset dan Pengembangan (Research and Development) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. Penentuan informan penelitian secara purposive yakni Ahli Media, Ahli Kesehatan Masyarakat, dan Pihak BNN. Teknik pengumpulan data yakni dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Uji kredibilitas menggunakan prosedur membercheck. Dependabilitas dilakukan dengan proses audit terhadap keseluruhan penelitan oleh pihak auditor independen/ pembimbing.
Hasil penelitian dalam pengembangan media emo demo dilakukan dengan tahapan rancangan strategis, pengembangan, dan uji coba. Rancangan strategis memiliki tahapan yakni 1) Penentapan tujuan komunikasi dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant/ Realistic, Timebond). 2) Pengembangan pendekatan dan penetapan program yakni “NASTAR BERSINAR” (Anak Sehat dan Pintar, Bersih Narkoba). 3) Penentuan saluran dengan ToT kepada BNNK Lumajang, Duta Anti Narkoba Lumajang, dan organisasi masyarakat bidang narkoba. 4) Pembuatan rencana implementasi. Pengembangan media memiliki prinsip SCENTS (Sederhana, Cerita, Emosional, Nyata, Tidak terduga, dan Sosial) dengan tahapan yakni 1) Pembuatan materi yakni tentang perilaku pencegahan narkoba. 2) Pembuatan model permainan mulai dari modul, peralatan seperti tali, dadu, kartu masa depan, penggaris aturan pakai obat, gelas plastik, saringan teh, kartu otak, dan pembuatan tahapan permainan yakni dimulai dari persiapan alat, salam pembuka, pemilihan peserta, pembagian peran, permainan inti, diskusi permainan, kesimpulan, dan penutup. 3) Pembuatan komposisi media mulai dari komposisi ilustrasi, warna, dan tipografi.
Saran penelitian yakni pada Modul 1 perlu dilakukan penyesuaian pada pesan kunci poin 2, peralatan, kelas sasaran, ilustrasi (dadu, kartu, dan desain modul), warna (dadu, dan tahapan modul), tipografi (dadu, kartu, dan desain modul). Modul 2 perlu dilakukan penyesuaian pada peralatan, tahapan, ilustrasi penggaris, warna penggaris, dan tipografi modul. Modul 3 perlu dilakukan penyesuaian pada pesan kunci poin 1, peralatan, ilustrasi kartu, dan tipografi (kartu, dan desain modul). | en_US |