Visualisasi Perempuan dalam Penataan Posisi Aktor pada Film Athirah
Abstract
Film merupakan sebuah seni karena film menawarkan pengalaman bagi penonton, seperti sesuatu yang menyenangkan, menegangkan, kesedihan dan lain sebagainya. Film juga membawa kebudayaan, harapan serta keresahan yang ingin disampaikan kepada penonton, sehingga film sendiri memiliki pengertian sebagai bahasa visual yang dapat mempresentasikan bentuk dari kehidupan masyarakat. Tokoh utama dalam film memiliki peranan untuk menarik simpati dan empati. Penonton melihat tokoh utama sebagai dirinya sendiri. Ketertarikan penonton pada pemeran utama perempuan dalam film meningkat pada tahun 2018, ini menunjukan bahwa penonton ingin melihat semua orang dapat divisualisasikan dengan baik dalam film. Untuk memvisualisasikan perempuan dibutuhkan bahasa film seperti mise-en-scene yang dapat membentuk emosi perempuan sehingga penonton dapat merasakan emosi yang dirasakan tokoh dalam film. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penataan posisi aktor dalam aspek mise-en-scene dapat membangun emosi sehingga dapat memvisualisasikan perempuan pada film Athirah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan objek penelitian film Athirah. Teknik penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori mise-en-scene yang memiliki aspek pembentuknya yaitu setting dan posisi aktor yang saling terintegrasi sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang utuh. Setting berfungsi untuk menciptakan bentuk serta tempat untuk bercerita di dalam film. Posisi aktor adalah pengaturan tata letak aktor agar tidak tumpang tindih dan menutupi satu sama lain. Melalui penataan posisi aktor dan aspek setting lainnya peneliti menganalisis teks-teks film dalam membangun emosi yang dapat memvisualisasikan perempuan pada film Athirah.
Pada penelitian ini menemukan hasil, bahwa penataan posisi aktor dapat membangun emosi yang menunjukan visualisasi perempuan. Hal ini ditunjukkan melalui penataan posisi aktor berada pada titik pusat perhatian. Pemosisian aktor ini menunjukkan detail seperti gerak tubuh dan mimik wajah. Terdapat tiga emosi yang terbentuk yaitu bahagia, sedih dan ikhlas. Pada emosi bahagia Athirah yang merupakan seorang ibu dan istri menunjukkan visualisasi perempuan dengan mimik wajah bahagia saat makan bersama keluarganya, kebahagiaan saat membagikan lauk makanan pada anak-anaknya. Perhatian dan kasih sayang Athirah ditunjukan dengan angle long shot yang memperlihatkan setting meja makan dan gerak tubuh lembut Athirah serta mimik wajah bahagia Athirah dan keluarganya. Emosi sedih yang ditunjukkan Athirah adalah ketika dia menangis dan memelas pada ibunya saat mengetahui suaminya menikah lagi. Angle kamera close up membantu posisi aktor untuk menekankan fokus perhatian pada gerak tubuh dan mimik wajah Athirah yang sedang menangis sambil memegang tangan ibunya dengan memelas. Pada adegan saat ibu Athirah datang ke rumah Athirah, menggunakan angle long shot untuk menunjukkan Athirah yang tergesa-gesa menemui ibunya dan menangis. Angle long shot juga menunjukkan properti tas yang masih dipegang ibunya, menandakan bahwa Athirah ingin segera menemui ibunya dan mengeluarkan semua kesedihan yang dia pendam. Kesedihan Athirah adalah bentuk visualisasi seorang istri yang pergi ke ibunya saat dia merasa sedih maupun tersakiti. Emosi keikhlasan menunjukkan visualisasi perempuan bahwa perempuan harus tetap melanjutkan hidup dan memaafkan kesalahan masa lalu. Angle kamera long shot, properti sarung dan perhiasan emas membantu posisi aktor menunjukkan emosi keikhlasan Athirah. Angle long shot memperlihatkan tempat adegan seperti ruang tamu saat berbicara dengan suaminya dan tempat perajin sarung saat bersama dengan anaknya. Athirah dengan tulus membantu membayar hutang suaminya dengan perhiasan yang dia tabung. Athirah juga memulai kehidupan baru dengan berjualan sarung. Keputusan Athirah untuk ikhlas dan melanjutkan hidup memvisualkan seorang perempuan yang terus melangkah maju meski pernah dikhianati dan disakiti.