Perbedaan Faktor Risiko Hipertensi pada Wilayah Pedesaan dan Perkotaan Kabupaten Bondowoso Tahun 2019 (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari dan Kademangan)
Abstract
Hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di seluruh dunia sekaligus faktor risiko munculnya penyakit kronik lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kejadian hipertensi di wilayah pedesaan dan perkotaan. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018 dan Laporan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa perbedaan tersebut terletak pada prevalensi hipertensi berdasarkan geografis. Perbedaan angka prevalensi ini dapat terjadi karena pola faktor risiko masyarakat perkotaan dan pedesaan yang juga berbeda sehingga diperlukan adanya suatu hal yang dapat menjadi dasar ilmiah dan otentik dari terbentuknya penekanan terhadap intervensi/program yang akan dilaksanakan sesuai faktor risiko kejadian hipertensi di masing-masing wilayah pedesaan dan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan faktor risiko hipertensi pada wilayah pedesaan dan perkotaan di Posbindu PTM dan Posyandu Lansia Kabupaten Bondowoso tahun 2019 dengan melakukan studi di wilayah kerja Puskesmas Wonosari dan Kademangan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel pada wilayah pedesaan sebanyak 86 responden dan perkotaan sebanyak 78 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah simple random sampling. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat dan bivariat. Pada analisis bivariat digunakan uji chi square dengan taraf signifikansi α = 5% (0,05) dan interpretasi Prevalence Odds Ratio yang diiringi dengan interpretasi Confidence Interval 95% untuk mengetahui hubungan dan mengidentifikasi perbedaan faktor risiko hipertensi di masing-masing wilayah pedesaan dan perkotaan. Hasil dan kesimpulan penelitian ini menunjukkan proporsi kejadian hipertensi pada wilayah pedesaan dan perkotaan di Posbindu PTM dan Posyandu Lansia sebesar 58,1% dan 47,4%. Faktor risiko hipertensi pada Posbindu PTM dan Posyandu Lansia wilayah pedesaan tahun 2019 yaitu usia (p = 0,031), riwayat hipertensi keluarga (p = 0,003), obesitas (p = 0,011), diabetes (p = 0,014), frekuensi konsumsi natrium (p = 0,001), frekuensi kafein (p = 0,020), aktivitas fisik (p = 0,000), dan penggunaan alat kontrasepsi (p = 0,012). Sedangkan, faktor risiko hipertensi pada Posbindu PTM dan Posyandu Lansia wilayah perkotaan tahun 2019 yaitu usia (p = 0,004), riwayat hipertensi keluarga (p = 0,002), obesitas (p = 0,001), frekuensi konsumsi lemak (p = 0,025), gangguan emosional/stres (p = 0,002), dan penggunaan alat kontrasepsi (p = 0,043). Perbedaan faktor risiko di kedua wilayah terletak pada variabel diabetes (pedesaan), frekuensi konsumsi natrium (pedesaan), aktivitas fisik (pedesaan), frekuensi konsumsi lemak (perkotaan), dan gangguan emosional/stres (perkotaan). Berdasarkan temuan perbedaan faktor risiko hipertensi di kedua wilayah, perlu dilakukan penekanan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian diabetes di wilayah pedesaan, meningkatkan edukasi aktivitas fisik di wilayah pedesaan, meningkatkan edukasi pola makan sehat di wilayah pedesaan dan perkotaan, serta meningkatkan skrining gangguan emosional di wilayah perkotaan Kabupaten Bondowoso.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]