Pemanfaatan Modal Sosial oleh Paguyuban Bukit Jamur dalam Pengembangan Usaha Budidaya Jamur di Desa Panti
Abstract
Modal sosial memiliki peranan penting dalam pengembangan masyarakat.
Sebagai salah satu modal dalam aset komunitas, modal sosial menjadi alat yang
digunakan masyarakat untuk mengoptimalkan modal-modal lain yang ada.
Pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Panti adalah
bentuk nyata bagaimana modal sosial mampu membantu pengembangan
masyarakat dalam usaha budidaya jamur. Budidaya jamur merupakan usaha yang
berkembang di tengah masyarakat yang diinisiasi oleh inisiator bernama
Muhammad Soleh. Usaha tersebut dijalankan dengan tujuan agar mendapatkan
pendapatan yang lebih stabil sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Keberadaan modal sosial di tengah masyarakat menjadi alat yang digunakan
untuk menyatukan masyarakat di dalam institusi bernama Paguyuban Bukit
Jamur. Kesamaan nilai berupa pemahaman tujuan bahwa usaha budidaya jamur
yang dijalankan bersama-sama akan lebih berhasil, membuat masyarakat bersatu
dan membentuk paguyuban. Melalui paguyuban tersebut masyarakat yang sudah
mengenal sejak lama percaya bahwa satu sama lain akan dapat membantu
pengembangan usaha budidaya jamur yang mereka jalankan. Salah satu hal yang
membuat mereka memutuskan mengembangkan usaha secara bersama-sama
adalah keberadaan jaringan di luar komunitas yang mereka miliki dapat
mendukung pengembangan usaha mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan
menganalisis pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh anggota Paguyuban
Bukit Jamur dalam pengembangan usaha budidaya jamur yang mereka jalankan di
Desa Panti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian
di Dusun Gebang Langkap, Desa Panti, Kabupaten Jember. Penentuan informan
dalam penelitian ini menggunakan purposive dan snowball, untuk informan pokok
berjumlah 4 orang dan informan tambahan berjumlah 2 orang. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara (semi terstruktur), observasi dan dokumentasi.
Setelah data terkumpul, maka data disajikan secara deskriptif dan dianalisis
berdasarkan pada metode analisis data dari Miles dan Huberman (2009:62) untuk
mendapatkan kesimpulan. Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan modal sosial yang
dilakukan anggota Paguyuban Bukit Jamur di Desa Panti dilakukan dengan
mengoptimalkan modal sosial yang sebelumnya sudah ada berupa nilai, jaringan
(network), kepercayaan (trust) yang terinstitusi menjadi satu untuk menyatukan
tujuan individu masyarakat Desa Panti. Masyarakat memiliki tujuan bahwa
dengan menjalankan usaha budidaya jamur mereka akan mendapatkan pendapatan
yang stabil serta kehidupan yang lebih baik. Tujuan tersebut disatukan menjadi
tujuan bersama sehingga terbentuk nilai bahwa melalui usaha budidaya jamur
yang dijalankan bersama-sama, usaha tersebut akan berkembang. Nilai tersebut
terinstitusi dalam sebuah paguyuban bernama Paguyuban Bukit Jamur. Melalui
Paguyuban Bukit Jamur masyarakat percaya (trust) bahwa satu sama lain mampu
membantu pengembangan usaha budidaya jamur yang dijalankan oleh masingmasing anggota. Salah satunya adalah membantu perluasan jaringan (network) di
luar paguyuban yang dapat membantu pengembangan usaha mereka.
Pengoptimalan modal sosial yang sudah mereka lakukan sebelumnya digunakan
untuk mengorganisasi potensi-potensi individu anggota paguyuban berupa potensi
sumber daya manusia, potensi finansial, potensi teknologi dan potensi lingkungan
menjadi aset bersama (aset komunitas) yang digunakan untuk pengembangan
usaha budidaya jamur secara bersama-sama.