Show simple item record

dc.contributor.authorDAMAYANTI, Dwi Setya
dc.date.accessioned2022-04-19T02:03:35Z
dc.date.available2022-04-19T02:03:35Z
dc.date.issued2022-02
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106450
dc.descriptionFinalisasi unggah mandiri mahasiswa_19 April 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractPremenstrual Syndrome merupakan sebuah kumpulan gejala yang terjadi pada wanita biasanya saat 6-10 hari sebelum menstruasi dimulai serta akan hilang dengan sendirinya saat menstruasi telah dimulai. premenstrual syndrome juga merupakan suatu gejala yang tidak menyenangkan baik secara psikis maupun fisik, yang terjadi pada perempuan menjelang masa menstruasi. Kurangnya pengetahuan tentang premenstrual syndrome pada remaja putri dapat berdampak pada kesiapan atau ketidaksiapan dalam mengatasi gejala – gejala premenstrual syndrome yang terkadang dapat berdampak negatif pada aktivas sehari – hari. Sebagian besar wanita pada usia reproduktif biasanya mengalami satu atau lebih gejala premenstruasi pada sebagian besar siklus menstruasi. Tingkat terjadinya serta frekuensi gejala yang akan dirasakan tidak akan sama antara setiap siklus gejala yang terjadi. Pada saat Premenstrual Syndrome(PMS) gejala yang dirasakan paling parah ialah depresi, gelisah, kelelahan, kosentrasi berkurang, pembengkakan dan rasa tidak nyaman pada payudara, iritabilitas emosional dan tingkah laku, dan nyeri didaerah perut. Remaja putri yang memiliki pengetahuan sangat berpengaruh kepada upayanya dalam menangani premenstrual syndrome (PMS) tingkatan pendidikan yang berbeda pada setiap seseorang dapat menunjukan perbedaan dalam menyikapi serta melakukan penanganan serta pencegahan terhadap premenstrual syndrome. Kurang aktifnya remaja putri terkait pemanfaatan teknologi serta media massa dalam mendapatkan suatu informasi terkait premenstrual syndrome ( PMS) , kurangnya komunikasi kepada orang tua juga dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan remaja putri. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki maka membuat seseorang juga memiliki kebiasaan yang baik, sama dengan saat seseorang memiliki pengetahuan yang kurang baik maka akan semakin buruk perilaku atau sikap yang dimiliki seseorang tersebut. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan mengenai premenstrual syndrome yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan terhadap remaja putri agar mendapat informasi terbaru terkait premenstrual syndrome. Pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah – masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu serta masyarakat. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan media pop up book terhadap pengetahuan remaja terkait premenstrual syndrome pada remaja putri di SMP Negeri 6 Jember. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-experimental dengan pendekatan one grup pre-test dan post-test design. Pengambilan sampel data menggunakan cluster sampling dengan menggunakan cluster random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 77 remaja putri SMP Negeri 6 Jember. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner tingkat pengetahuan. Data dianalisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistic parametrik yaitu uji paired sampel t-test yang diuji dengan menggunakan SPSS 26 for windows. Hasil analisa univariat untuk karakteristik usia responden menyatakan modus umur reposponden di SMP Negeri 6 Jember ialah 13 tahun yaitu sebanyak 54 responden (70,1%). Sedangkan kelompok usia paling sedikit terdapat pada kelompok usia 14 tahun yaitu sebanyak 5 responden (6,5%). Untuk pengetahuan Pengetahuan Premenstrual Syndrome pada kelompok eksperimen pada kuesioner pretest memiliki skor nilai minimal dan maksimal yaitu 33 dan 93, sedangkan pada kuesioner posttest memiliki skor minimal dan maksimal yaitu 73 dan 100. Lalu mean pada pretest yaitu 70,38 dan posttest yaitu 87,22. Untuk tingkat pengetahuan sebelum diberikan intervensi (pretest) didapatkan data terbanyak mengenai pengetahuan remaja putri terkait Premenstrual Syndrome dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 46 (59,7%) dan di dapatkan jumlah paling sedikit ialah pada tingkat kurang sebanyak 9 (11.7%). Untuk tingkat pengetahuan setelah diberikan intervensi (posttest) didapatkan data terbanyak mengenai pengetahuan remaja putri terkait Premenstrual Syndrome dengan tingkat pengetahuan Baik sebanyak 64 (83,1%) dan di dapatkan jumlah paling sedikit ialah pada tingkat cukup sebanyak 13 (16,9%). Berdasarkan analysis bivariat menunjukkan hasil statistik menggunakan paired sampel test didapatkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau < 0,05 artinya dalam uji paired sampel t-test menyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang dapat disimpulkan bahwa menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan perlakuan yang diberikan. Kesimpulan penelitian ini yaitu pendidikan kesehatan dengan media pop up book memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan tentang premenstrual syndrome pada remaja putri di SMP Negeri 6 Jember. Pendidikan kesehatan dapat dijadikan sebagai media dalam meningkatkan pengetahuan seseorang. Semakin sering pendidikan kesehatan diberikan serta diperoleh oleh seseorang maka semakin luas informasi serta pengetahuan yang didapat atau dimiliki individu khususnya remaja.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Ns.Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat Dosen Pembimbing Anggota : Ns.Eka Afdi Septiyono, M.Kepen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectPendidikan Kesehatanen_US
dc.subjectPop Up Booken_US
dc.subjectPremenstrual Syndromeen_US
dc.titlePengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Pop – Up Book Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Terkait Premenstrual Syndrome di SMP Negeri 6 Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record