dc.description.abstract | Stres kerja adalah ketidaksesuaian antara beban kerja dengan kemampuan individu dalam mengerjakan tugasnya. Faktor stres kerja yang menjadi penyebab adanya stres kerja yaitu berasal dari individu/diri sendiri, dari pekerjaan, dan dari luar pekerjaan/lingkungan. Stres kerja dapat terjadi kepada siapa pun termasuk pada dosen. Hal ini dikarenakan aktivitas atau tuntutan tugas yang diterima dosen terlalu banyak sehingga dosen dapat menjadi traumatik dan penuh tekanan. Apabila stres kerja tersebut terjadi secara terus-menerus, maka akan menyebabkan beberapa gangguan masalah kesehatan, baik secara fisik dan psikologis. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada 20 dosen yang aktif mengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember, diketahui bahwa dosen yang mengalami stres kerja rendah sebesar 45% dan stres kerja sedang sebanyak 55%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara faktor pekerjaan berupa divisi tempat kerja, beban kerja, jabatan fungsional, dan hubungan interpersonal dengan stres kerja dosen di Universitas Jember. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis penelitian analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini 1362 dosen berstatus aktif di Universitas Jember dan sampel sebanyak 100 dosen. Pemilihan sampel menggunakan non-probability sampling berupa quota sampling. Pengambilan data dengan teknik angket secara daring menggunakan google formulir. Variabel dependen penelitian ini adalah stres kerja dosen. Sedangkan, variabel independennya adalah divisi tempat kerja, beban kerja, jabatan fungsional, dan hubungan interpersonal. Data dianalisis secara statistik dengan Uji Chi-square dan Contingency Coeficient dengan derajat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dosen dari fakultas sains dan teknologi (bidang ilmu kesehatan, MIPA, teknik, teknologi, dan pertanian) memiliki jumlah yang sama dengan dosen dari fakultas sosial humaniora (bidang ilmu sosial, ekonomi, bisnis, manajemen, hukum, bahasa, dan budaya) yakni masing-masing 50 dosen, 62% dosen memiliki beban kerja sedang, 45% dosen berstatus asisten ahli pada jabatan fungsional, dan 59% dosen memiliki hubungan interpersonal yang dekat. Selain itu, 66% dosen memiliki stres kerja yang sedang. Hasil uji stastistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara divisi tempat kerja dengan stres kerja dosen di Universitas Jember (p=0.833), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja dosen di Universitas Jember (p=0,205), tidak terdapat hubungan hubungan yang signifikan antara jabatan fungsional dengan stres kerja dosen di Universitas Jember (p=0,226), dan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan interpersonal dengan stres kerja dosen di Universitas Jember (p=0,006). Kesimpulannya adalah hubungan interpersonal memiliki hubungan dengan stres kerja dosen di Universitas Jember. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah pihak Universitas Jember dapat memberikan tuntutan kerja yang sesuai atau dapat diselesaikan sesuai waktu (deadline) yang disepakati, mengadakan bimbingan konseling untuk dosen yang memungkinkan dosen menyampaikan setiap masalah yang muncul terkait peran dan tanggung jawab dalam pekerjaan mereka, perlu meningkatkan hubungan interpersonal yang baik dengan cara pengadaan acara sharing mengenai masalah pekerjaan antar dosen agar antara pimpinan dan bawahan maupun antar sesama dosen dapat saling memahami dan saling mengerti, serta meningkatkan upaya untuk mengapresiasi kinerja dosen. | en_US |