Show simple item record

dc.contributor.authorSANJAYA, Beni Bayu
dc.date.accessioned2022-04-13T07:00:22Z
dc.date.available2022-04-13T07:00:22Z
dc.date.issued2021-08-21
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106368
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 13 April 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractKabatmantren merupakan sebuah dusun yang didalamnya terdapat masyarakat nelayan dengan menggunakan alat tangkap tradisional untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Nelayan tersebut ialah nelayan sero dengan alat tangkapnya bernama Banjang sero. Banjang sero sendiri merupakan sebuah alat tangkap tradisional berbahan dasar dari bambu serta jaring-jaring dan diatur sedemikian rupa untuk menjebak ikan ataupun hewan laut lainnya yang berada di pesisiran pantai. Konsekuensi dari penggunaan alat tangkap banjang dengan teknik menjebak tersebut, nelayan sero hanya dapat memanfaatkan hasil laut dengan menangkapnya pada teritorial atau wilayah laut yang terbatas yaitu pada wilayah pesisir pantai. Ditambah juga nelayan sero sangat bergantung dengan siklus alam berupa pasang-surut air laut serta kondisi lingkungan pesisir dan ekosistem didalamnya. Kerusakan pada ekosistem yang ada di pesisir sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi nelayan sero. Seperti pada kondisi yang pernah terjadi pada tahun 1980an ketika ekosistem mangrove yang rusak akibat konversi lahan mangrove menjadi tambak oleh para pengusaha. Hal ini yang kemudian menjadi menarik sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan upaya nelayan sero dalam mempertahankan ekonomi berkelanjutan di Dusun Kabatmantren tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan yang dilakukan mengacu pada teknik purposive sampling yang digunakan serta menggunakan 3 (tiga) teknik dalam pengumpulan datanya yakni observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Selain itu untuk keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, dimana peneliti melakukan pengecekan data melalui observasi, wawancara serta dokumen-dokumen yang berkaitan. Sedangakan dalam teknik analisis, peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesumpulan. Hasil dari penelitian ini, selaras dengan perspektif subsistensi dalam teori Ekofeminisme dari Vandana Shiva dan Maria Mies sebagai bentuk upaya yang dilakukan oleh para nelayan sero untuk mempertahankan ekonomi berkelanjutan bagi pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Hal tersebut tercermin salah satunya dengan penggunaan alat tangkap tradisional. Dengan penggunaan alat tangkap tradisional yang tidak menimbulkan polusi ataupun kerusakan terhadap lingkungan pesisir, sehingga hal ini mendukung keberlanjutan dan kelestarian dari alam yang ada di pesisir pantai itu sendiri. Kemudian alat tangkap banjang sebagai manifestasi kearifan lokal nelayan sero, karena dalam penggunaan banjang terdapat sebuah aturan yang dibuat dan disepakati bersama oleh para nelayan sero sejak kemunculannya pertama kali hingga aturan tersebut pun ditaati dan dilesatarikan hingga saat ini. Aturan tersebut memberikan keuntungan ataupun dampak positif tidak hanya bagi nelayan sero melainkan bagi lingkungan alam pesisir. Hal ini karena aturan tersebut mengatur dan membatasi dalam pendirian serta penggunaan banjang. Selain itu juga terdapat tradisi petik banjang yang tujuan utamanya merupakan wujud syukur dari nelayan sero kepada Tuhan terhadap hasil laut dan juga wujud pengharapan agar kedepannya nelayan sero dapat diberi hasil yang lebih melimpah dibandingkan dengan sebelumnya, terjaganya nelayan sero dari segala bencana saat pergi melaut dan juga pengharapan agar lingkungan pesisir mereka sebagai sumber penghidupan agar tetap lestari. Ditambah juga dengan sikap dan tindakan dari nelayan sero yang menggambarkan bahwa mereka peduli terhadap lingkungan pesisir ialah ketika terjadinya kerusakan yang ada pada ekosistem mangrove akibat konversi oleh para pengusaha menjadi tambak di pesisir pantai. Hal ini yang kemudian diberlakukannya konservasi mangrove sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Terlebih karena penggunaan alat tangkap banjang ini yang bersifat tradisional maka mereka sangat bergantung terhadap siklus alam berupa pasang surut dan juga terhadap kondisi ekosistem yang ada di pesisir pantai seperti halnya ekosistem mangrove. Keberlanjutan lingkungan pesisir tidak lain juga keberlanjutan bagi kehidupan para nelayan sero karena keduanya saling berkaitan. Oleh karena itu nelayan sero turut terlibat dalam konservasi mangrove maupun dalam menjaga lingkungan pesisir dengan sinergi ataupun kerjasama dengan pemerintah terkait. Segala hal yang dilakukan oleh nelayan sero tidak lain sebagai bentuk untuk menciptakan keseimbangan mereka yang tidak hanya memanfaatkan lingkungan pesisir untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka melainkan juga bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan pesisir tersebut.en_US
dc.description.sponsorshipNurul Hidayat, S.Sos., M.U.P (Dosen Pembimbing I)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectUpaya Nelayan Seroen_US
dc.subjectMempertahankan Ekonomi Berkelanjutanen_US
dc.titleUpaya Nelayan Sero dalam Mempertahankan Ekonomi Berkelanjutan di Dusun Kabatmantren, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangien_US
dc.title.alternativeThe Effort of Sero Fisherman in Maintain Sustainable Economy in Kabatmantren Village, Muncar Subdistrict, Banyuwangi Regencyen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record