Unsur Intrinsik pada Kisah 75 Orang Pemberani dari Nusantara oleh Hapsari Hanggarini serta Pemanfaatannya sebagai Materi Ajar Tema 4 Kelas IV SD
Abstract
Permendikbud No. 67 Tahun 2013 menjelaskan bahwa tujuan dari
kurikulum 2013 yaitu guna membentuk peserta didik menjadi individu yang
beriman, kreatif, serta produktif untuk memajukan bangsa dalam tingkat global.
Upaya dalam menunjang tujuan tersebut, maka perlu penguatan nilai karakter
dengan melaksanakan pendidikan karakter melalui bahasa Indonesia. Salah
satunya menganalisis unsur intrinsik pada cerita yaitu tema, tokoh, penokohan,
latar, dan amanat yang sesuai pada pembelajaran kelas IV SD, pada KD 3.5
Menguraikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra (cerita, dongeng, dan
sebagainya), serta pada KD 4.5 Mengkomunikasikan pendapat pribadi tentang isi
buku sastra yang dipilih dan dibaca sendiri secara lisan dan tulis yang didukung
oleh alasan. Salah satu karya sastra berupa cerita rakyat yang dapat digunakan
sebagai penelitian ialah buku yang berjudul “Kisah 75 Orang Pemberani dari
Nusantara” oleh Hapsari Hanggarini.
Rumusan masalah pada penelitian ini ialah (1) Apa sajakah unsur intrinsik
yang terdapat pada “Kisah 75 Orang Pemberani dari Nusantara” oleh Hapsari
Hanggarini?; (2) Bagaimana pemanfaatan analisis unsur intrinsik pada “Kisah 75
Orang Pemberani dari Nusantara” oleh Hapsari Hanggarini sebagai alternatif
materi ajar di tema 4 kelas IV SD?.
Jenis penelitian yang dapat digunakan ialah deskriptif-kualitatif. Data yang
digunakan ialah cerita rakyat “Kisah 75 Orang Pemberani dari Nusantara” oleh
Hapsari Hanggarini serta buku guru dan buku siswa kelas IV SD semester 1
kurikulum 2013 edisi revisi 2017 yang mengindikasikan pemanfaatan hasil
penelitian, dengan menggunakan metode penelitian berupa dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik analisis data
kualitatif analitik, dengan dilakukan tiga tahapan.
Hasil analisis pada 10 kisah dalam buku 75 Kisah Orang Pemberani dari
Nusantara karya Hapsari Hanggarini yang di teliti memuat lima unsur intrinsik.
Unsur intrinsik yang dapat ditemukan dalam 10 cerita tersebut berupa tema,
tokoh, penokohan, latar, serta amanat. Unsur intrinsik pada masing-masung cerita
bervariasi, salah satunya dapat dicontohkan berupa tema, dimana pada 10 cerita
yang diteliti memiliki beragam tema, seperti kepahlawanan, kegoisan,
pengorbanan, kedermawanan, perjuangan, dan sebagainya. Tokoh utama dan
pendukung memiliki watak yang bervariasi pula, seperti tokoh protagonis yang
digambarkan sebagai sosok yang penyabar, suka menolong, dan pemaaf,
dicontohkan seperti Gajah Merik, Dermawan, Tasahea, Yongker, Towjatuwa,
Raja Bikau Bermano, Haji Naipin, Ratna Manggali, Raja Erlangga, Empu
Baradha, Raden Kusen, Prabu Brawijaya V, Sunan Ampel, Putri Campa, Warga
desa, Raja Bedahulu, Raja Kodi, para Pembesar Sorume, dan lain sebagainya.
Tokoh antagonis yang digambarkan sebagai sosok yang jahat, keji, licik, dan
serakah, dicontohkan seperti Muzakir, Raja ular, penjajah Belanda, dan Calon
Arang. Unsur intrinsik berupa latar, hanya terdapat salah satu cerita yang tidak
menunjukkan adanya latar waktu di dalamnya. Amanat yang dilampirkan penulis
berupa sikap dan sifat oleh tokoh yang dapat dijadikan tauladan. Hasil pengkajian
10 cerita tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai materi ajar kelas IV SD pada KD
3.5 dan 4.5.
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan, yaitu bagi
peserta didik, penelitian ini dapat dijadikan motivasi dan minat baca memahami
karya sastra; bagi penulis buku, diharapkan memotivasi menciptakan karya sastra
sebagai penunjang pembelajaran; bagi kepala sekolah, diharapkan memperluas
referensi bacaan pada peserta didik pada karya sastra; bagi pihak guru, diharapkan
digunakan sebagai materi ajar pada materi unsur intrinsik; dan bagi peneliti lain,
menjadi referensi penelitian menganalisis unsur intrinsik dengan karya sastra yang
berbeda.