dc.description.abstract | Kentrung merupakan seni sastra lisan atau seni bertutur (teater lisan) yang diiringi tabuhan trebeng. Kesenian kentrung juga terdapat di Bondowoso, yang memiliki ciri khas penggunaan bahasa Madura sebagai bahasa pengantarnya. Saat ini kesenian kentrung tersebut dipopulerkan dan sering dimainkan oleh GAS (Grup Apresiasi Seni) Bondowoso. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter kesenian kentrung GAS di SMA Negeri 2 Bondowoso yang dikaji melalui teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead dengan rumusan masalah Bagaimana bentuk dan struktur kesenian kentrung GAS Bondowoso?; Bagaimana makna pada simbol yang terkandung dalam kesenian kentrung GAS Bondowoso berdasarkan perspektif teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead?; Bagaimana nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) kesenian kentrung GAS di SMA Negeri 2 Bondowoso?.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Sanggar GAS Bondowoso, tepatnya di Jalan Raya Curahdami depan polsek Curahdami RT/RW 01 Desa Curahdami, Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso, dan SMA Negeri 2 Bondowoso. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah informan utama yakni dalang dan pemain kesenian kentrung GAS Bondowoso serta siswa SMA Negeri 2 Bondowoso. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data penelitian tesis ini mengacu pada analisis data kualitatif sesuai dengan langkah-langkah analisis data Miles dan Huberman.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa keunikan pada bentuk kesenian kentrung GAS Bondowoso, yang membedakan kentrung di daerah lain. Pertama, penggunaan Bahasa Madura dalam pementasan cerita maupun pembacaan pantun kentrung. Kedua, jumlah personil pada kesenian kentrung GAS Bondowoso sebanyak empat sampai tujuh orang. Ketiga, lagu-lagu yang dibawakan menggunakan lagu modern (populer). Sedangkan struktur kesenian kentrung GAS Bondowoso terdiri dari beberapa unsur, yakni unsur pemain, unsur cerita, unsur kostum, unsur pantun, dan unsur musik instrumental.
Berdasarkan pembahasan penelitian, kesenian kentrung GAS bondowoso perspektif teori interaksionisme simbolik, menjabarkan 3 hal yakni 1) memaknai bentuk dan struktur kesenian kentrung GAS Bondowoso melalui simbol; 2) merefleksikan makna bentuk dan struktur kesenian kentrung GAS Bondowoso; 3) peran individu dan masyarakat yang berpartisipasi memberi makna pada kesenian kentrung GAS Bondowoso. Sedangkan penguatan pendidikan karakter kesenian kentrung GAS di SMAN 2 Bondowoso, dapat disimpulkan bahwa pada bentuk dan seluruh struktur kentrung GAS terdapat nilai-nilai penguatan pendidikan karakter. Nilai-nilai penguatan pendidikan karakter terbanyak terdapat pada unsur pantun kentrung. | en_US |