PENENTUAN JUMLAH TENAGA PENJUAL YANG OPTIMAL PADA GeraiHALO BANYUWANGI AUTHORIZED DEALER GENERASI DUA SELULER
Abstract
Pada awal kemunculan produk seluller tahun 1980-an, dimana saat itu
yang masih dikenal adalah telepon seluller analog atau AMPS (Advanced Mobile
Phone System), hingga lahirnya telekomunikasi seluller berbasis GSM (Global
System for Mobile Communications) 900 tahun 1990-an. Saluran distribusi pada
saat itu masih belum dimanfaatkan secara optimal. Penjualan masih dilakukan
terbatas di kantor penjualan dan pelayanan dengan metode pemaketan telepon
seluller beserta kartu SIM (Subscriber Identity Module) GSMnya.
Pertengahan tahun 1995 bendera PT Telkomsel diusung oleh dua
perusahaan telekomunikasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu PT Telkom
dan PT Indosat. Tidak seperti Satelindo yang mengadakan SIM card sekaligus
ponselnya, Telkomsel berfokus pada pengadaan SIM card. Perusahaan yang
mengembangkan sayapnya pada bisnis seluller berbasis GSM inilah yang mulai
menerapkan open market atau penjualan secara aktif melalui saluran-saluran
distribusi para pedagang seluller. Tahun 1996 bisnis seluller makin marak. Dua
pemain di GSM semakin gencar mempromosikan produk-produknya. Pada saat
itu masih baru dikenal kartu pasca bayar saja.