Pengembangan Prototype E-Nose dengan Metode Neural Networks Menggunakan Labview dan Aplikasinya untuk Klasifikasi Aroma Kopi Robusta Kabupaten Probolinggo
Abstract
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
komoditas produksi kopi tinggi. Tempat ditanamnya kopi sangat mempengaruhi
rasa dan aroma pada kandungan kopi sehingga setiap daerah memiliki
karakteristik kopi yang khas. Perbedaan aroma kopi dapat diidentifikasi dengan
indra penciuman manusia, namun dikarenakan sangat bersifat subjektif dan
memiliki kemampuan terbatas sehingga dibutuhkan alat yang dapat digunakan
untuk membedakan aroma kopi dengan akurat. Aroma kopi dapat dibedakan
dengan bantuan E-Nose. E-Nose adalah serangkaian sensor gas yang memiliki
kemampuan mendeteksi perubahan aroma dengan memberikan respon berupa
perubahan tegangan.
Klasifikasi respon sensor pada kopi dapat dilakukan secara mudah dan
cepat dengan menggunakan algoritma matematika, salah satunya yaitu Neural
networks. Neural networks merupakan sistem informasi yang mampu
mengidentifikasi pola dengan cara menstimulasikan proses pembelajaran
berdasarkan kerja sel syaraf biologi. Algoritma neural networks dalam
implementasinya membutuhkan suatu software, salah satunya yaitu LabVIEW.
LabVIEW adalah software laboratory yang menggunakan virtual instrument
dengan bahasa pemrograman berbasis diagram blok atau grafik sehingga dapat
digunakan untuk akuisisi data.
Preparasi sampel dilakukan dengan memanaskan dua erlenmeyer yang
berisi 45 mL air merek Aqua bersuhu 92oC dan seduhan 3 gram bubuk kopi
ukuran 50-60 mesh. Bubuk kopi diseduh menggunakan 45 mL air merek Aqua
bersuhu 92oC. Data yang diambil dari pengukuran ini sebanyak 450 data dengan rincian 150 data respon uap air dan 300 data respon uap aroma kopi. Pengukuran
dilakukan 25 pengulangan untuk setiap kebun. Set data yang digunakan terdiri
dari 60 set data training dan 15 set data pengujian. Data training pada program
training neural networks terlebih dahulu dilakukan pelabelan dan ektraksi fitur.
Pelabelan dilakukan ke dalam 3 kelas yaitu kelas 0 untuk kebun Pakuniran, kelas
1 untuk kebun Tiris, dan kelas 2 untuk Kebun Krucil. Ektraksi fitur dilakukan
dengan dua parameter fitur yaitu fitur integral dan fitur selisih. Proses ekstraksi
fitur integral dilakukan dengan menghitung luas bawah seluruh grafik respon
sensor sedangkan proses ekstraksi fitur selisih dilakukan dengan menghitung
selisih antara data puncak tertinggi pada uap kopi dan data terendah uap air. Data
fitur dilakukan proses training data pada program. Parameter neural networks
yang dapat dioptimasi saat training meliputi jumlah hidden layer, fungsi aktivasi,
dan cost function. Training data dilakukan berulang dengan menggunakan
parameter fitur yang berbeda sehingga output training menghasilkan dua model
dengan akurasi 80% untuk fitur selisih dan akurasi 90% untuk fitur integral.
Model dilakukan proses pengujian guna mengetahui kinerja algoritma
neural networks dalam mengklasifikasikan data ke kelas kebun target. Proses
klasifikasi kopi robusta Kabupaten Probolinggo dilakukan secara terintegasi
sehingga dari proses pengukuran kopi dapat langsung terklasifikasi ke kebun
targetnya. Pengujian juga dilakukan pada kopi yang berasal dari kopi luar range
data training, yang disebut sebagai kopi X. Tujuan pengujian terhadap kopi X ini
yaitu untuk mengetahui kemampuan program yang telah dibuat dalam
mengklasifikasi kopi yang berasal dari luar range kebun data training. Program
telah berhasil mengklasifikasikan kopi X ke kebun Tiris.
Hasil dari pengujian yaitu program dapat mengklasifikasikan kopi sesuai
dengan kelas kebun target yaitu kebun Pakuniran, kebun Krucil, dan kebun Tiris.
Program juga mampu mengklasifikasi kopi yang berasal dari kopi luar range data
training yaitu ke kebun Tiris. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa program
mampu mengklasifikasikan kopi dengan baik dan benar. Program yang telah
dilakukan pengujian selanjutnya dikonversi ke format exe file untuk memudahkan
peneliti lain dalam mengklasifikasi kopi tanpa menggunakan LabVIEW