Kajian Poskolonial dalam Novel Babad Kopi Parahyangan Karya Evi Sri Rezeki dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Sastra di SMA
Abstract
Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra, dapat berkembang dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi, misalnya surat, biografi, atau sejarah. Novel Babad Kopi Parahyangan karya Evi Sri Rezeki merupakan salah satu novel yang ditulis berdasarkan sejarah, yakni sejarah penjajahan Belanda ketika praktik tanam paksa di Parahyangan. Kekejaman dunia tanam paksa yang ada dalam cerita novel Babad Kopi Parahyangan berwujud dominasi dan pembatasan akses oleh golongan superior. Di samping itu, kaum subaltern juga melakukan resistensi sebagai bentuk respon terhadap dominasi yang dialami. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: (1) bagaimanakah dominasi terhadap kelompok subaltern dalam novel Babad Kopi Parahyangan karya Evi Sri Rezeki? (2) bagaimanakah bentuk resistensi kelompok subaltern dalam novel Babad Kopi Parahyangan karya Evi Sri Rezeki? (3) bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian Novel Babad Kopi Parahyangan Karya Evi Sri Rezeki sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA kelas XII? Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif interpretatif. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan poskolonial sosiologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah novel Babad Kopi Parahyangan karya Evi Sri Rezeki dan jurnal yang berkaitan dengan sejarah tanam paksa kopi di Priangan. Data penelitian ini berupa kutipan peristiwa dalam bentuk kata-kata, kalimat, dan paragraf yang mengindikasikan adanya dominasi dan resistensi kaum subaltern yang terdapat dalam novel Babad Kopi Parahyangan karya Evi Sri Rezeki. Metode pengumpulan data menggunakan tabel pemandu pengumpul data. Metode analisis data menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dominasi tidak hanya dilakukan oleh pihak Belanda, tetapi juga dilakukan oleh pejabat pribumi. Dominasi terhadap kelompok subaltern dalam novel Babad Kopi Parahyangan karya Evi Sri Rezeki tetap bertahan karena didukung dengan kerjasama para bupati di Parahyangan. Dominasi politik dalam novel Babad Kopi Parahyangan karya Evi Sri Rezeki dilakukan melalui penyiksaan secara fisik, kerja paksa, dan pembatasan akses. Praktik dominasi tidak hanya diterima oleh petani, tetapi juga Raden Arya yang memiliki jabatan sebagai Patih di Parahyangan. Hasil penelitian ini menunjukkan keberanian kaum subaltern untuk melawan dominasi dan tekanan yang diterima. Perlawanan yang dilakukan kaum subaltern tidak hanya melalui resistensi aktif yang memberikan dampak revolusioner. Namun, juga melalui resistensi pasif. Resistensi aktif dilakukan tokoh Karim diawali dengan menentang Mandor Satria, hingga mengalihkan kerjasama dagang agar tidak memberikan keuntungan bagi Belanda. Selain itu, ada pula tokoh Euis yang melakukan perlawanan dengan memberikan racun kepada Mandor Satria. Resistensi pasif juga dilakukan kaum subaltern dalam bentuk menyimpan dendam. Dendam dalam hati subaltern menjadi sebuah bentuk perlawanan yang tidak menimbulkan dampak besar tetapi membawa kesadaran untuk merdeka dan berdaulat di atas tanah sendiri. Hasil penelitian tentang dominasi dan resistensi dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA kelas XII pada kompetensi dasar 3.3 kurikulum 2013 revisi 2018, yaitu mengidentifikasi informasi dalam teks cerita sejarah.