dc.contributor.author | AMANDA, Yunita Rizqi | |
dc.date.accessioned | 2022-03-30T08:18:35Z | |
dc.date.available | 2022-03-30T08:18:35Z | |
dc.date.issued | 2021-06-22 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106053 | |
dc.description.abstract | Seperti banyak negara lain setelah era industrialisasi tiba, pemerintah
Selandia Baru berusaha untuk memperkuat sektor ekonomi negaranya. Hal
tersebut dilakukan dengan cara mengembangkan sektor agrikultural dan
pariwisatanya dengan memperkenalkan 100% Pure New Zealand sebagai national
branding dibawah citra Selandia Baru sebagai clean and green country. Dengan
semakin kuatnya sektor ekonomi Selandia Baru, datang pula permasalahan
kerusakan lingkungan alam Selandia Baru akibat tidak dilakukannya timbal balik
antara pemerintah dan pelaku usaha terhadap ekosistem alam. Kerusakan
lingkungan yang terjadi ini dapat mempengaruhi reputasi clean and green yang
selama ini dimiliki oleh Selandia Baru dan menjadi wajah dari produk agrikultur
serta pariwisata negara tersebut. Seruan untuk melakukan implementasi kebijakan
pembangunan berbasis green growth oleh OECD kepada negara anggotanya
kemudian menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang dialami oleh Selandia
Baru berkaitan dengan tidak seimbangnya usaha pembangunan ekonomi dengan
usaha menjaga kelestarian ekosistem dan lingkungan alam.
Penelitian berjudul “Kebijakan Pembangunan berbasis Pembangunan
Hijau (Green Growth) di Selandia Baru” ini diteliti dengan metode penelitian
kualitatif. Penulis melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap bagaimana
pemerintah Selandia Baru menerapkan kebijakan pembangunan berbasis ‘Green
Growth’ sebagai anggota OECD dalam usahanya untuk mempertahankan reputasi
clean and green yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan sektor
ekonominya. Sumber data yang digunakan sebagai bahan dari penulisan karya
ilmiah ini merupakan data sekunder yang didapatkan melalui studi pustaka.
Reputasi Selandia Baru sebagai clean and green country memiliki
hubungan yang erat dengan pertumbuhan ekonomi negara tersebut melalui sektor
pariwisata dan ekspor produk agrikultur dan holtikultura. Namun, dengan semakin
meningkatnya kedatangan wisatawan asing dan permintaan atas produk ekspor
mereka, resiko kerusakan lingkungan tak bisa dihindari. Maka untuk menjaga
ekosistem alam yang menjadi dasar reputasi clean and green dan memenuhi
ekspektasi khalayak internasional yang sudah mengenal Selandia Baru dengan
national branding ‘100% Pure New Zealand’ maka, pemerintah Selandia Baru
perlu untuk mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi yang lebih
ramah lingkungan, yaitu dengan konsep pembangunan green growth. Jadi, dapat
ditangkap bahwa alasan dari pemerintah Selandia Baru mengimplementasikan
kebijakan pembangunan berbasis green growth ini adalah untuk menjaga citra
negaranya sebagai clean and green country yang menjadi payung dari
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. | en_US |
dc.description.sponsorship | Dr. Linda Dwi Eriyanti, MA
Drs. Djoko Susilo, M.Si | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik | en_US |
dc.subject | Pembangunan Hijau | en_US |
dc.subject | Green Growth | en_US |
dc.subject | Selandia Baru | en_US |
dc.subject | Kebijakan Pembangunan | en_US |
dc.title | Kebijakan Pembangunan berbasis 'Pembangunan Hijau' di Selandia Baru | en_US |
dc.title.alternative | Green Growth Based Policy in New Zealand | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |