dc.description.abstract | Sejak 2016, jumlah jamaah haji dan umrah di Indonesia selalu meningkat. Pada tahun 2018, jamaah haji dan umrah.di Indonesia mencapai 203.350 orang, naik 0,13% dari tahun sebelumnya yang sebesar 203.070 orang. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2017 yang mencapai 31,5%. Peningkatan ini seiring dengan penambahan kuota menjadi 221.000 orang (Badan Pusat Statistik, 2018). Maka dari itu, perlu dilakukannya surveilans kesehatan pada jamaah umrah mulai dari keberangkatan, selama di Arab Saudi hingga kembali ke tanah air. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas sistem surveilans kesehatan umrah berdasarkan pendekatan sistem dan penilaian atribut yang akan dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya, Jawa Timur tahun 2020. Jenis laporan penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian yaitu seluruh tenaga kesehatan dari bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi yang mengerti tentang alur surveilans kesehatan pada jamaah umrah. Tidak terdapat kriteria eksklusi karena subjek penelitian berjumlah 9 orang dari bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi. Variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga aspek kegiatan yang pertama adalah keberangkatan jamaah umrah, kedua di Arab-Saudi dan terakhir pada kedatangan jamaah umrah. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa gambaran kualitas sistem surveilans kesehatan umrah berdasarkan pendekatan sistem dan penilaian atribut yang dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya pada aspek input yaitu sumber daya manusia masih kurang, data kesehatan individu jamaah umrah masih belum ada, formulir pengumpulan data belum tersedia, belum memiliki Standar Operasional Prosedur khusus jamaah umrah. Pada aspek proses yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya tidak memiliki data kesehatan pribadi seperti list nama, list ICV, kapan jamaah umrah melakukan vaksin, nomor ICV, KKP berhak melakukan rekomendasi kepada Kementerian Kesehatan agar membuat Peraturan Menteri Kesehatan khusus pengawasan pada jamaah umrah, tidak memiliki data kesehatan pribadi jamaah umrah, sejauh ini yang dilakukan KKP Kelas I Surabaya terkait studi epidemiologi yaitu melakukan penelitian. Pada aspek output yaitu surveilans epidemiologi jamaah umrah belum dilaksanakan secara utuh, sehingga rekomendasi, alternatif dan tindak lanjut yang dilakukan saat ini adalah merangkul pihak KBIH untuk minimalisir ICV palsu. Selanjutnya, pada aspek simplicity belum sederhana karena alur pelaporan informasi masih dirasa sulit untuk beberapa tenaga kesehatan. Pada aspek flexibility sudah fleksibel dalam menyesuaikan dengan perubahan yang ditandai dengan tidak terjadi peningkatan terhadap tenaga, biaya, dan waktu. Pada aspek stabilitas belum memenuhi aspek stabilitas karena web sinkarkes pernah mengalami server down. Pada aspek sensitivity sudah sensitif dalam penemuan kasus yang terjadi namun belum sempurna karena masih belum menjelaskan penyebab angka kematian. Pada aspek timeliness belum memenuhi aspek timeliness karena pemegang program belum menetapkan kebijakan secara khusus surveilans jamaah umrah. | en_US |