dc.description.abstract | Pandangan dalam budaya patriarki bahwa tugas utama isteri adalah mengelola rumah
tangga sedangkan suami sebagai pencari nafkah yang utama, dari sinilah pandangan
bahwa isteri hanya berada di sekitar wilayah domestik saja dengan kebutuhan
keluarga yang semakin banyak sedangkan penghasilan suami yang kurang untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, memberi motivasi bagi isteri di Desa Parengan untuk
bekerja di industri tenun ikat, mereka berharap bisa membantu suami untuk
menunjang pendapatan keluarga dengan isteri bekerja di industri tenun ikat tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
kontribusi pendapatan isteri sebagai pekerja tenun ikat terhadap pemenuhan
kebutuhan keluarga di Desa Parengan Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan jumlah informan
primer 10 orang, teknik penentuan informan menggunakan teknik snow ball
dilakukan di Desa Parengan, metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian di analisis dengan
mengkategorikan data dengan tujuan untuk mempermudah dalam menjelaskan dan
mendapat gambaran yang jelas. Setelah itu di buat abstraksi untuk mengetahui garis
besar permasalahannya sehingga mempermudah dalam menarik kesimpulan.
Kontribusi pendapatan isteri yang bekerja di industri tenun ikat tingkat kontribusi
pendapatan untuk keluarganya berbeda-beda hal ini dikarenakan tingkat pendapatan
yang isteri terima berbeda karena jenis pekerjaan yang isteri kerjakan di industri
tenun ikat berbeda, sehingga upah yang isteri terima juga berbeda. Kontribusi
pendapatan isteri yang paling banyak untuk keluarganya adalah isteri yang bekerja
menenun isteri memberikan kontribusi pendapatan untuk keluarganya sebesar Rp
550.000-Rp 750.000. isteri yang bekerja memberi warna benang kontribusi
pendapatan untuk keluarganya sebesar Rp 400.000 tiap bulannya, isteri yang bekerja
membuka ikatan benang memberikan kontribusi pendapatan untuk keluarganya
sebesar Rp 350.000 tiap bulannya dan isteri yang bekerja mengikat benang
memberikan kontribusi pendapatan untuk keluarganya sebesar Rp 450.000 tiap
bulannya. Isteri yang memberikan kontribusi pendapatannya untuk keluarganya
adalah isteri yang bekerja menenun. Bagi isteri yang bekerja menenun pekerjaan
menenun hanya bisa dikerjakan di gudang karena membutuhkan ATBM, sehingga
isteri yang bekerja menenun tidak bisa menyambi dengan pekerjaan domestiknya dan
waktu untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarganya tidak banyak, sedangkan
isteri yang bekerja membuka ikatan benang, memberi warna benang, dan mengikat
benang dikerjakan di rumah isteri sendiri, sehingga isteri bisa menyambi
pekerjaannya dengan pekerjaan domestiknya dan waktu untuk bertemu dan
berkumpul dengan keluarganya cukup banyak jika dibandingkan dengan isteri yang
bekerja menenun.
Peran isteri sebagai ibu rumah tangga tugas mereka adalah memasak pekerjaan ini
dilakukan pada saat pagi hari setelah salat subuh , menjaga kebersihan rumah dan
mencuci baju pekerjaan ini dilakukan bekerjasama dengan anggota keluarga yang
lainnya seperti suami dan anak-anak mereka, memberikan kasih sayang dan
pendidikan pada anak dilakukan bersama suami, mengelola keuangan keluarga, ikut
dalam pengambilan keputusan dalam keluarga dan dalam urusan belanja. | en_US |