MOTIVASI MENJADI “ANAK LOGAM” DI PELABUHAN PENYEBERANGAN KETAPANG BANYUWANGI
Abstract
Anak-anak usia sekolah yang seharusnya hanya memikirkan bermain dengan temantemannya
di sekolah dan belajar untuk menuntut ilmu dan mendapatkan haknya
sebagai anak. Namun pada kenyataannya ada sebagian dari mereka yang lebih
memilih bekerja dari pada memikirkan urusan sekolah mereka.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu peneliti hanya
mengembangkan konsep dan peneliti ingin menggali data-data di lapangan tentang
kehidupan “anak logam” di pelabuhan penyeberangan Ketapang Banyuwangi tanpa
menggunakan angka-angka. Dalam mengumpulkan informan, peneliti menggunakan
metode “snowball”. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan
metode observasi partisipan dan wawancara mendalam.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah bahwa anak-anak yang
bertempat tinggal di sekitar pelabuhan penyeberangan Ketapang, khususnya mereka
yang bekerja sebagai “Anak logam” di pelabuhan penyeberangan Ketapang masih
dalam usia wajib sekolah. Bahkan ada beberapa dari mereka yang lebih memilih
bekerja sebagai “Anak logam” dari pada sekolah mereka. Selain itu juga ditemukan
dua hal yang memotivasi mereka bekerja sebagai “Anak logam”, yaitu: (1) motivasi
internal, yaitu untuk memperoleh uang atau penghasilan sendiri, (2) motivasi
eksternal, yaitu: membantu orang tua dan ingin bermain dengan teman
sebaya/sepermainan. Selain itu, terdapat dua hal yang memotivasi anak-anak ini
menjadi “anak logam”, yaitu: (1) motivasi internal, yaitu untuk memperoleh uang
atau penghasilan sendiri, (2) motivasi eksternal, yaitu: membantu orang tua dan ingin
bermain dengan teman sebaya/sepermainan.