PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN TEKNIK MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (Siswa Kelas VII.2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Srono Banyuwangi)
Abstract
Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa. Guru memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan arah pembelajaran di kelas. Guru
harus selalu memikirkan perencanaan pembelajaran secara seksama dalam
meningkatkan kualitas belajar bagi siswanya. Untuk memenuhi hal tersebut, guru
dituntut mampu mengelola proses belajar-mengajar yang memberikan stimulus
kepada siswa sehingga siswa mau belajar, karena siswalah subjek utama dalam
belajar. Menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif harus ada partisipasi
aktif dari siswa (Chabibah, 2010:63).
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang berminat
dalam belajar biologi dan siswa kurang termotivasi dalam proses belajar,
dibuktikan dari hasil belajar siswa yang tidak memenuhi standart ketuntasan
belajar biologi dan juga dapat dilihat dari kegiatan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran yang tidak begitu antusias dan cenderung tidak meperhatikan
pelajaran yang disajikan oleh guru di SMP Negeri 1 Srono. Hal ini dikarenakan
guru belum melibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan mengajar. Kondisi kelas
pasif dan hanya terjadi pemberian informasi dari guru ke siswa. Guru cenderung
menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Maka dari hasil observasi
tersebut peneliti mencoba untuk memberikan solusi dari permasalahan
pembelajaran dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang sepenuhnya
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar. Peneliti menerapkan model
pembelajaran
guided inquiry dengan teknik mind mapping dan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan ketuntasan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
penelitian atau pra siklus menunjukkan rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar
50,46% termasuk kategori kurang aktif. Setelah dilakukan tindakan penelitian
pada siklus I menunjukkan rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan ke-1 sebesar 59,72% termasuk kategori kurang aktif dan pertemuan ke2
sebesar 68,67% termasuk kategori cukup aktif. Nilai ini menunjukkan bahwa
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran mengalami peningkatan. Sedangkan
ketuntasan hasil belajar didapatkan dari hasil belajar kognitif siswa yaitu melalui
tes tulis pada setiap akhir siklus. Pada hasil belajar pra siklus rata-rata nilai siswa
74 dan ketuntasan klasikal sebesar 55,56%. Kemudian setelah dilakukan tindakan
pada siklus I rata-rata nilai siswa sebesar 78 dan ketuntasan hasil belajar secara
klasikal sebesar 77,78%. Nilai tersebut sudah melebihi standart ketuntasan
klasikal sebesar 75%. Untuk tindakan selanjutnya tetap dilaksakan siklus berikuta,
hal ini bertujuan untuk membuktikan keberhasilan siklus I.
Rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus II pertemuan ke-1 sebesar
74,38% termasuk kategori cukup aktif dan pada pertemuan ke-2 sebesar 78,09%
termasuk dalam kategori aktif. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus II
adalah 79 dengan ketuntasan hasil belajar kognitif secara klasikal sebesar 80,56%.
Siklus dihentikan karena nilai tersebut sudah melebihi standart ketuntasan
klasikal.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
guided inquiry dengan teknik mind mapping dapat meningkatkan aktivitas dan
ketuntasan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dari hasil aktivitas siswa yang
meningkat dari pra siklus sampai dilaksanakan siklus I dan siklus II dan juga
disertai peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa yang dapat memenuhi standart
ketuntasan klasikal. Peneliti berharap dari penelitian tindakan kelas yang telah
dilakukan ini, guru hendaknya selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran
untuk meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa.