Pengembangan Label Pintar Berbagai Campuran Indikator Kimia Sebagai Sensor Kesegaran Fillet Ikan Tenggiri (Scomberomorus Commerson)
Abstract
Ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) adalah jenis ikan air laut yang
merupakan kelompok ikan laut yang memiliki cita rasa khas. Ikan tenggiri
memiliki rasa yang khas sehingga digemari hampir semua kalangan masyarakat.
Ikan tenggiri banyak ditemukan di perairan Indonesia seperti di pantai utara Jawa,
panta selatan Jawa Tengah, pantai utara dan selatan Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya. Ikan memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi. Ikan tenggiri mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu
21,4 gram protein per 100 gram.
Fillet ikan tenggiri segar memiliki pH rendah (6,0-7,0) dengan warna cerah
dan memiliki stabilitas yang lebih baik terhadap kerusakan mikroorganisme
sedangkan fillet ikan tenggiri yang tidak segar memiliki pH tinggi (7,0 –
8,06) dengan warna yang pucat dan menimbulkan bau busuk menyengat dan
memungkinkan untuk perkembangan mikroorganisme. Proses pembusukan fillet
ikan tenggiri dipengaruhi dengan adanya peningkatan pH. Basa kuat yang
terbentuk dapat ditentukan dengan pengukuran Total Volatile Base (TVB). Fillet
ikan tenggiri dinyatakan membusuk apabila menunjukkan angka 30mg/100g
Nilai total mikroba dari fillet ikan tenggiri yang segar tidak boleh lebih dari 5 x
105 cuf/g atau 5,000 cuf/g
Parameter – parameter tingkat kesegaran fillet ikan tenggiri meliputi pH,
tekstur, mikroba, TVB. Dari parameter tersebut dikaitkan dengan perubahan
warna dari label pintar sehingga dapat ditentukan perubahan kualitas fillet ikan
tenggiri dalam kemasan yang disimpan dalam suhu ruang dan chiller
Hasil penelitian dilihat dari tingkat kesegaran fillet ikan tenggiri dan
perubahan warna label pintar selama penyimpanan pada suhu ruang dan
chiller. Fillet Ikan tenggiri yang disimpan pada suhu ruang selama 24 jam mulai
menunjukkan fillet ikan tenggiri yang tidak segar pada jam ke-8 disertai
perubahan warna pada label pintar merah jingga menjadi abu-abu gelap dengan
timbul bau busuk, memiliki pH 7,0, tektur 17 g/5mm, TPC 5,48 log10cuf/g dan
TVB 34,376mg/100g. Pada suhu chiller fillet ikan tenggiri disimpan selama 14
hari telah menunjukkan fillet ikan tenggiri tidak segar pada hari ke-7 dengan
warna label pintar yang sama seperti suhu ruang dengan nilai pH 7,0, tekstur 15
g/5mm, TPC 5,87 log10cuf/g dan TVB 32.mg/100g.
Hubungan tingkat kesegaran fillet ikan tenggiri dengan laju perubahan
warna label pintar menghasilkan hasil yang positif. Perubahan intensitas warna
ix
label pintar pada suhu ruang lebih cepat dari pada suhu chiller. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin cepat perubahan warna label pintar maka semakin
menurun kualitas fillet ikan tenggiri pada kemasan sehingga fillet ikan tenggiri
tidak layak untuk dikonsumsi.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]