dc.description.abstract | Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupan ditentukan
oleh kemampuan berpikirnya. Oleh karena itu, siswa sebagai subjek pendidikan dan
generasi penerus bangsa diharuskan untuk terus mengembangkan kemampuan
berpikirnya hingga berpikir tingkat tinggi. Namun, pada kenyataannya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa masih relatif rendah. Salah satu penyebabnya adalah
perangkat pembelajaran yang digunakan kurang memfasilitasi siswa dalam
mengembangkan pengetahuan dengan berpikir tingkat tinggi dan menumbuhkan
rasa saling peduli. Padahal proses belajar mengajar akan efisien dan efektif jika
didukung oleh perangkat pembelajaran yang berkualitas tinggi.
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan hasil
pengembangan perangkat pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbasis
caring community dan mengkaji pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa. Penelitian ini merupakan mixed methods research yang
mengkombinasikan antara penelitian pengembangan dan penelitian eksperimen.
Penelitian gabungan ini digunakan untuk menguji efektivitas proses dan hasil dari
suatu produk tertentu. Efektivitas proses diteliti dengan penelitian pengembangan
sedangkan efektivitas hasil diuji dengan penelitian eksperimen. Penelitian diawali
dengan proses pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil
Belajar (THB). Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah
model 4-D dari Thiagarajan. Model pengembangan ini terdiri dari 4 tahap, yaitu
define, design, develop, dan disseminate. Selanjutnya, pada tahap kedua dilakukan
penelitian eksperimen dengan desain pretest-posttest control group, desain yang
melibatkan 3 kelas yaitu dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Populasi
ix
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X tahun ajaran 2019/2020 di SMAN
1 Tegaldlimo Banyuwangi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster
random sampling dan terpilih 3 kelas secara acak dari 7 kelas yang tersedia. Kelas
X MIPA 2 sebagai kelompok eksperimen 1, kelas X MIPA 1 sebagai kelompok
eksperimen 2, dan kelas X MIPA 4 sebagai kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran dinyatakan valid,
praktis, dan efektif. Rata-rata keseluruhan nilai validasi RPP, LKS, dan THB
berturut-turut sebesar 3,83; 3,8; dan 3,76. Kepraktisan ditinjau dari aktivitas guru
dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas
guru diperoleh rata-rata sebesar 92% yang menunjukkan bahwa keterlaksanaan
pembelajaran berlangsung dengan baik, sedangkan hasil pengamatan aktivitas
siswa selama tiga pertemuan diperoleh rata-rata sebesar 81%. Aspek efektivitas
ditinjau dari hasil angket respon siswa dan nilai hasil belajar siswa. Berdasarkan
hasil analisis respon siswa menunjukkan bahwa presentase respon siswa sebesar
81%. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif
karena banyaknya siswa yang memberi respon positif. Sedangkan berdasarkan nilai
tes hasil belajar siswa diperoleh lebih dari 75% siswa yang tuntas.
Hasil uji One-Way ANOVA diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.006 yang
menunjukkan bahwa implementasi perangkat pembelajaran creative problem
solving berbasis caring community pada pokok bahasan sistem persamaan linier
tiga variabel berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Kemampuan higher order thinking di ketiga kelas adalah berbeda nyata.
Kemampuan higher order thinking di ketiga kelas adalah berbeda nyata
(ditunjukkan oleh *). Kelas eksperimen 1 memiliki perbedaan rata-rata 0,857
dengan kelas eksperimen 2 dan 1,107 dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen 2
memiliki perbedaan rata-rata – 0,250 dengan kelas kontrol. Dari hasil ini, dapat
disimpulkan bahwa kelas eksperimen 1 memiliki lebih banyak pengaruh signifikan
dari kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Sedangkan untuk kelas eksperimen 2 dan
kelas kontrol tidak ada perbedaan yang mencolok diantara kedua kelas tersebut | en_US |