Hubungan Jarak Kelahiran Anak Dan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Tingkat Pemberian Makanan Tambahan (Pmt) Pada Balita Stunting (Studi Pada Balita Usia 24 – 59 Bulan DI Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember)
Abstract
Manusia dalam masa kehidupannya, melewati berbagai fase atau periode
salah satunya adalah fase balita yang juga termasuk dalam periode penting 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK). Apabila kebutuhan gizi balita pada fase ini tidak
terpenuhi dengan baik, maka akan menimbulkan masalah gizi, yaitu disebut
stunting. Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan otak, motorik, dan kondisi mental
dan merupakan indikator yang menggambarkan gizi kurang dalam jangka
panjang. Stunting diukur berdasarkan standar WHO memakai indeks TB / U
dengan nilai kurang atau di bawah minus 2 SD (< - 2 SD). Kabupaten Jember
merupakan salah satu dari 12 daerah yang mendapatkan penanganan khusus
masalah stunting dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2019, karena
angka stunting di daerah tersebut tinggi mencapai 36%. Kecamatan Sumberjambe
khususnya di Desa Cumedak merupakan daerah dengan angka stunting tertinggi
se-Kabupaten Jember dengan persentase 38,75% pada tahun 2019. Bahkan,
daerah tersebut menjadi Lokasi Prioritas Penurunan (Lokus) Stunting di
Kabupaten Jember tahun 2020. Selain itu, hasil studi pendahuluan di Desa
Cumedak menyebutkan yaitu banyak ibu balita stunting yang memiliki anak lebih
dari satu, sehingga faktor jarak kelahiran anak menjadi bervariasi dengan peluang
memiliki anak dengan jarak kelahiran anak dekat lebih besar, serta faktor tingkat
pendidikan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu terhadap
kualitas pemberian asupan makanan khususnya seperti Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) pada balita, sehingga kedua faktor ini berpengaruh terhadap
status stunting pada balita.
Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain
studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini, berjumlah 111 balita stunting
usia 24 – 59 bulan di Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten
Jember. Teknik pengambilan sampel menggunakan jenis probability sampling
(simple random sampling) dan hasilnya mendapatkan sampel sebanyak 54
responden balita stunting usia 24 – 59 bulan yang sudah memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Penelitian yang dilakukan mulai bulan Juni 2020 hingga bulan
November 2020 ini, menggunakan metode pengumpulan data jenis wawancara
langsung (face to face) dan metode food recall 2 x 24 jam dengan instrumen kuesioner dan formulir recall 2 x 24 jam yang telah disiapkan peneliti. Teknik
pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS dan uji chi-square. Penyajian
data yang telah diolah disajikan berupa tabel distribusi frekuensi dan teks (narasi).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa balita stunting mayoritas
berada pada kelompok usia 24 – 36 bulan (38,9%), dan berjenis kelamin laki –
laki (57,4%). Mayoritas ibu berada pada kelompok usia 31 – 50 tahun (50%),
memiliki tingkat pendidikan terakhir rendah (tamatan SD dan SMP) sebesar
72,2%, dan tingkat pengetahuan tentang gizi anak kategori sedang sebesar 55,6%.
Profesi ibu mayoritas sebagai ibu rumah tangga (74,1%) dan rata-rata pendapatan
keluarga di bawah UMK (< Rp. 2.355.662,90) sebesar 59,3%. Mayoritas ibu di
Desa Cumedak memiliki dua anak (sedikit / ideal) sebesar 66,7% dan jarak
kelahiran antar anak kategori jauh / ≥ 2 tahun (77,8%). Tingkat Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) pada balita stunting usia 24 – 59 bulan berkategori
kurang asupan dengan persentase (53,7%) dan mayoritas diberikan tidak sesuai
frekuensi dan jadwalnya. Jenis makanan tambahan (MT) berupa MT Pabrikan
berupa biskuit, susu formula, susu UHT dan MT Lokal (kacang hijau rebus dan
telur puyuh). Tidak terdapat hubungan signifikan antara jarak kelahiran anak
dengan tingkat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita stunting usia 24 – 59
bulan dengan nilai uji chi-square sebesar 0,715 atau p value > 0,05. Terdapat
hubungan signifikan antara tingkat pendidikan terakhir ibu dengan tingkat
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita stunting usia 24 – 59 bulan
memiliki nilai uji chi-square sebesar 0,002 atau p value < 0,05.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]