Hubungan Strategi Dots (Directly Observed Treatment Shorcourse) Dengan Capaian Program Pengobatan (Success Rate) TBC Paru DI Kabupaten Jember
Abstract
Upaya pemberantasan penyakit TBC di Jawa Timur pada tahun 2018
menempati urutan kedua penemuan kasus baru BTA+ dengan angka pencapaian
pengobatan penderita TBC baru BTA+ sebesar 90%. Capaian pengobatan di
Provinsi Jawa Timur cukup baik karena adanya kesadaran penderita untuk minum
obat sampai sembuh dengan didampinggi oleh PMO (Pengawasan Minum Obat
TBC). Kabupaten Jember menempati urutan ketiga pada tahun 2018 di Jawa
Timur untuk penemuan kasus baru BTA+ dengan keberhasilan pengobatan
sebesar 93,68%. Strategi pengobatan TBC di Kabupaten Jember berdasarkan pada
komitmen nasional menggunakan strategi Directly Observed Treatment
Shorcourse (DOTS). Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TBC, digunakan
angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) terus mengalami fluktuasi dan
memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Shorcourse) dengan capaian program pengobatan (Success
Rate) TBC Paru di Kabupaten Jember.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan pada di Kabupaten Jember, dimulai pada bulan
November 2019 hingga Februari 2020. Responden dalam penelitian ini adalah
pemegang program TBC Paru pada 33 Puskesmas di Kabupaten Jember. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling terhadap 33
Puskesmas di Kabupaten Jember. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
komponen DOTS (komitmen politik anggaran dana, distribusi obat, pencatatan
dan pelaporan), sumber daya manusia (tingkat pengetahuan, sikap petugas,
motivasi kerja, standar ketenagaan, pelatihan, penyuluhan) dan sarana prasarana
(tata ruang, infrastruktur, prasarana dan sputum booth). Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah capaian program pengobatan (Success Rate) TBC Paru.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara dengan
kuisioner, studi dokumentasi dan observasi. Kemudian data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji chi-square dengan
tingkat signifikansi α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antar variabel yaitu pencatatan
dan pelaporan (p=0,025), pengetahuan (p=0,031), pelatihan (0,034), tata ruang
(p=0,034), infrastruktur (p=0,028) dan sputum booth (p=0,028) dengan capaian
program pengobatan (Success Rate) TBC Paru. Namun tidak terdapat hubungan
antar variabel yaitu komitmen politik anggaran dana, distribusi obat, sikap
petugas, motivasi kerja, penyuluhan dan prasarana dengan capaian program
pengobatan (Success Rate) TBC Paru. Tidak terdapat hubungan antar standar
ketenagaan dengan capaian program pengobatan (Success Rate) TBC Paru
(p=1000). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang
berhubungan dengan capaian program pengobatan (Success Rate) TBC Paru
adalah pencatatan pelaporan, pengetahuan, pelatihan, tata ruang, infrastruktur dan
sputum booth. Terdapat beberapa variabel yang tidak berhubungan adalah
komitmen politik anggaran dana, distribusi obat, sikap petugas, motivasi kerja,
penyuluhan, prasarana dan standar ketenagaan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]