Show simple item record

dc.contributor.advisorEFENDI, Erfan
dc.contributor.advisorKRISMASHOGI, Dion
dc.contributor.authorFELLENSIA, Rachel
dc.date.accessioned2021-04-22T06:01:28Z
dc.date.available2021-04-22T06:01:28Z
dc.date.issued2020-08-05
dc.identifier.nimNIM162010101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/104371
dc.description.abstractWHO menyebutkan bahwa prevalensi infeksi nosokomial di dunia tahun 2018 mencapai angka 9%, sedangkan di Indonesia prevalensi infeksi ini pada tahun 2011 mencapai angka 7,1%. Salah satu penyebab tingginya prevalensi di Indonesia disebabkan oleh meningkatnya jumlah tindakan operasi dari tahun 2011 sampai 2012 sebesar 140 juta menjadi 148 juta tindakan. Berdasarkan data ini, dilaporkan bahwa infeksi luka operasi (ILO) juga ikut meningkat, dimana ILO termasuk dalam kategori infeksi nosokomial. Menurut Khan (2017), Sthapylococcus aureus merupakan bakteri penyebab utama dari ILO. Bakteri ini masih efektif ditangani oleh antibiotik mupirosin dengan penggunaan sesuai prinsip 5T (tepat pasien, tepat waktu, tepat obat, tepat rute, dan tepat dosis). Namun, pada tahun 2011, Suhariyanto melaporkan bahwa adanya resistensi antibiotik mupirosin oleh bakteri methicillin resistant S. aureus (MRSA), selain itu tidak semua kalangan masyarakat dapat menjangkau harga antibiotik ini, oleh sebab itu perlu ditemukan bahan alternatif lain sebagai terapi infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Menurut penelitian Syamsuddin (2013) dan Suprayitno (2009), kakao dan ikan gabus diduga mampu membantu proses penyembuhan luka karena mengandung bahan aktif berupa polifenol dan asam amino. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak etanol biji kakao dan albumin ikan gabus terhadap penyembuhan luka infeksi. Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi eksperimental laboratoris dan posttest only control group design. Unit eksperimen menggunakan tikus Rattus norvegicus dengan jumlah sampel berdasarkan rumus Federer sebanyak 24 ekor yang dibagi ke dalam empat kelompok. Kelompok kontrol diberikan terapi krim antibiotik mupirosin 2%, kelompok perlakuan pertama diberikan terapi krim ekstrak etanol biji kakao 8%, kelompok perlakuan kedua diberikan terapi serbuk albumin ikan gabus, dan kelompok perlakuan ketiga diberikan terapi kombinasi krim ekstrak etanol biji kakao 8% serta serbuk albumin ikan gabus. Variabel yang diukur pada penelitian ini yaitu persentase penyembuhan luka infeksi, skor penyembuhan luka infeksi, skor kepadatan serabut kolagen, dan jumlah fibroblas. Data persentase penyembuhan luka hari ke-4 dianalisis menggunakan uji One Way Anova karena berskala rasio, terdistribusi normal, dan homogen. Data persentase penyembuhan luka hari ke-7 dianalisis menggunkan uji Kruskal Wallis karena berskala rasio, terdistribusi tidak normal, dan tidak homogen. Data skor penyembuhan luka dan skor kepadatan serabut kolagen dianalisis menggunakan uji Mann Whitney karena berskala ordinal dengan tabel (>2)x(>2) dan syarat x2 tidak terpenuhi. Data jumlah fibroblas dianalisis menggunakan uji One Way Anova karena berskala rasio, terdistribusi normal, dan homogen. Hasil analisis data persentase penyembuhan luka hari ke-4, persentase penyembuhan luka hari ke-7, dan skor penyembuhan luka menunjukkan bahwa p>0,05 yang artinya tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Hal ini dapat disebabkan karena tidak semua sampel memiliki selisih yang berbeda jauh antar kelompok perlakuan. Hasil analisis data skor kepadatan serabut kolagen dan jumlah fibroblas menunjukkan bahwa p<0,05 yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan. Hal ini dapat disebabkan karena penambahan terapi albumin ikan gabus yang mengandung asam amino dapat meningkatkan proses pembentukan kolagen dan proliferasi fibroblas dalam pembentukan jaringan baru. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terapi kombinasi krim ekstrak etanol biji kakao 8% dengan serbuk albumin ikan gabus lebih efektif dibanding terapi tunggal krim ekstrak etanol biji kakao 8% dilihat dari parameter mikroskopis yaitu skor kepadatan serabut kolagen dan jumlah fibroblas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji klinis untuk diaplikasikan sebagai terapi.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectEkstrak Etanolen_US
dc.subjectLuka Infeksien_US
dc.subjectPenyembuhan Lukaen_US
dc.titleEfektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Biji Kakao dan Albumin Ikan Gabus terhadap Penyembuhan Luka Infeksien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokter
dc.identifier.kodeprodi2010101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record