Determinan Gejala Anemia pada Mahasiswi Kesehatan Dan Non-Kesehatan Kampus Tegalboto Universitas Jember
Abstract
Anemia remaja putri memerlukan perhatian khusus dikarenakan remaja memiliki fase tumbuh kembang yang cepat, sehingga dalam masa remaja, anemia dapat dicegah dan ditanggulangi untuk mempersiapkan calon–calon ibu yang melahirkan anak-anak dengan gizi baik serta meningkatkan produktivitas dan kemampuan kognitif remaja. Kejadian anemia pada wanita usia produktif di Indonesia berada pada tingkat sedang yakni pada angka prevalensi 20-39.9%. Kabupaten Jember yang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan jumlah kasus tahun 2018 yakni 648 kasus dengan proporsi 19,76% anemia pada remaja putri 15- 18 tahun terletak di Kecamatan Sumbersari.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan gejala anemia pada mahasiswi kesehatan dan non-kesehatan Kampus Tegalboto Universitas Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswi fakultas kesehatan dan non-kesehatan Kampus Tegalboto Universitas Jember sebanyak 88 mahasiswi. Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling dan dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2020. Variabel independen meliputi pola menstruasi, pengetahuan anemia dan tingkat konsumsi zat besi, sedangkan variabel dependen meliputi gejala anemia. Penelitian ini menggunakan angket dan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitas. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dengan tingkat pemaknaan sebesar 5% dan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik responden sebagian besar memiliki usia 19 tahun yakni 53,8% mahasiswi kesehatan dan 73,3% non-kesehatan,
xi
memiliki pengeluaran pangan rendah pada mahasiswi kesehatan sebesar 69,2% dan pengeluaran pangan tinggi pada mahasiswi non-kesehatan sebesar 53,3%, serta sebagian besar mengalami usia menarche normal pada 61,5% mahasiswi kesehatan dan 73,3%. non-kesehatan. Pengetahuan anemia sebagian besar memiliki pengetahuan baik pada mahasiswi kesehatan sebesar 92,3% dan 92% non-kesehatan. Pola menstruasi yang dialami oleh responden yakni sebagian besar responden mengalami lama menstruasi normal sebesar 76,9% mahasiswi kesehatan dan 81,3% non-kesehatan dan siklus menstruasi normal terjadi pada mahasiswi kesehatan sebesar 61,5% dan non-kesehatan sebesar 65,3%. Tingkat konsumsi protein sebagian besar normal pada mahasiswi kesehatan sebesar 38,5% dan diatas AKG pada mahasiswi non-kesehatan sebesar 36%, sedangkan tingkat konsumsi zat besi masih defisit pada mahasiswi kesehatan sebesar 46,2% dan non-kesehatan sebesar 40%. Gejala anemia sebagian besar pada kategori rendah sebesar 76,9% mahasiswi kesehatan dan 54,7% non-kesehatan. Tidak terdapat hubungan pengetahuan anemia dengan gejala anemia pada mahasiswi kesehatan dan non-kesehatan, karena pengetahuan baik pada responden tidak dengan perilaku konsumsi sehat. Tidak terdapat hubungan pola menstruasi dengan gejala anemia pada mahasiswi kesehatan dan non-kesehatan, karena pola menstruasi dapat dipengaruhi oleh faktor tingkat aktivitas dan tingkat konsumsi hingga timbulnya gejala anemia pada remaja putri tersebut. Tidak terdapat hubungan tingkat konsumsi zat besi dengan gejala anemia pada mahasiswi kesehatan dan non-kesehatan, karena pola konsumsi bahan pangan mahasiswi belum baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan bagi pihak UNEJ diharapkan memberi promosi kesehatan yang mudah dicerna untuk mahasiswi seluruh fakultas agar menyadari pentingnya mencegah dengan memberi edukasi dan mengajak kebiasaan konsumsi makanan sehat saat ada event besar kampus. Pihak UPT Pelayanan Kesehatan diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak rektorat Unej dalam peyediaan program tablet tambah darah untuk mahasiswi yang memiliki gejala anemia ataupun telah didiagnosa anemia.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]