Perbedaan Tingkat Konsentrasi Dalam Menyelesaikan Puzzle Pada Anak Usia 3-4 Tahun Yang Melewati Fase Merangkak Dan Tidak Melewati Fase Merangkak
Abstract
Fase merangkak pada anak sangat berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi saat belajar karena konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu objek tertentu yang membutuhkan fungsi otak, sedangkan merangkak dapat meningkatkan koordinasi otak kiri dan kanan karena otak diperlukan untuk memproses pendengaran, penglihatan dan pergerakan. Media yang bisa untuk mengetahui konsentrasi anak adalah puzzle. Rumusan masalah dari penelitian ini apakah ada perbedaan tingkat konsentrasi dalam menyelesaikan puzzle pada anak usia 3-4 tahun yang melewati fase merangkak dan tidak melewati fase merangkak. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat konsentrasi dalam menyelesaikan puzzle pada anak usia 3-4 tahun yang melewati fase merangkak dan tidak melewati fase merangkak. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengetahuan atau wawasan orang tua dan guru dalam perkembangan anak usia dini.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional yaitu penelitian yang variabelnya terjadi pada objek penelitian yang diukur dan dikumpulkan secara simultan atau sekali dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 47 responden yang diambil sesuai dengan kriteria sampel (Purposive Sampling) yaitu pada kriteria inklusi dimana subjek penelitian memenuhi syarat sebagai sampel sehingga dapat mewakili populasi penelitian, kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah (1) anak yang berusia 3-4 tahun (2) orang tua atau wali yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian (3) orang tua atau wali yang mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak khususnya pada fase merangkak atau
x
memiliki catatan pertumbuhan dan perkembangan yang tercatat di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pada kriteria eksklusi atau kriteria di mana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah (1) anak yang sedang sakit (2) anak yang memiliki disabilitas (3) anak yang autis. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan lembar observasi. Teknik analisis data dilakukan menggunakan uji Mann–Whitney U test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat konsentrasi dalam menyelesaikan puzzle pada anak usia 3-4 tahun yang melewati fase merangkak dan tidak melewati fase merangkak. Hasil uji Mann-Whitney menunjukan bahwa terdapat perbedaan tingkat konsentrasi anak usia 3-4 tahun dalam menyelesaikan puzzle antara anak-anak yang melewati fase merangkak dan tidak merangkak dengan taraf signifikansi sebesar 0,014 yang berarti lebih kecil dari nilai alpha 0,05.
Saran yang dapat diberikan peneliti adalah perlunya meningkatkan pengetahuan atau wawasan kepada orang tua dan guru mengenai tahapan perkembangan anak khususnya fase merangkak.