Dukungan Bidan Terhadap Perilaku Pengukuran Antropometri Pada Kader Posyandu Balita
Abstract
Balita merupakan kelompok usia yang menjadi sasaran program Kesehatan Ibu dan Anak. Posyandu atau singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu merupakan bentuk upaya pemerintah dalam bidang kesehatan dengan memberdayakan masyarakat. Kegiatan pengamatan status gizi dilakukan kader posyandu melalui perilaku pengukuran antropometri sebagai upaya mendeteksi masalah gizi pada anak. Dukungan oleh Tenaga kesehatan dibutuhkan untuk memberikan dukungan informasi, dukungan penghargaan, dukungan emosional, dan dukungan intrumental kepada kader Posyandu balita. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh dukungan bidan terhadap perilaku pengukuran antropometri kader di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Gladak Pakem Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dukungan tenaga kesehatan (bidan) terhadap perilaku kader dalam melakukan pengukuran antropometri. Dukungan yang diteliti antara lain dukungan informasi, dukungan penghargaan, dukungan emosional, dan dukungan instrumental, sedangkan perilaku pengukuran antropometri kader yang diteliti berdasarkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu balita.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 responden yaitu kader posyandu balita wilayah kerja Puskesmas Gladak Pakem, Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan uji univariat, bivariat untuk melihat hubungan karakteristik bidan dengan perilaku pengukuran antropometri kader, dan multivariat untuk melihat pengaruh dukungan bidan terhadap perilaku pengukuran antropometri kader. Hasil penelitian berdasarkan uji bivariat terdapat hubungan antara lama menjadi kader dengan tingkat pengetahuan kader sehingga semakin lama masa kerja semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki kader. Terdapat hubungan lama menjadi kader dengan status kerja kader dengan keterampilan kader sehingga kader yag memiliki masa kerja > 5 tahun lebih terampil, dan kader yang tidak bekerja/IRT lebih terampil daripada kader yang bekerja. Berdasarkan uji multivariat diketahui dukungan bidan yang berpengaruh signifikan pada pengetahuan kader adalah dukungan instrumental yaitu sebanyak 1,6 kali lipat, dukungan emosional yaitu 2 kali lipat, dan dukungan penghargaan yaitu sebanyak 1,4 kali lipat. Dukungan bidan yang berpengaruh signifikan pada keterampilan kader adalah dukungan instrumental yaitu sebanyak 1,25 kali lipat, dukungan emosional yaitu sebanyak 1,6 kali lipat, dan dukungan penghargaan yaitu sebanyak 1,7 kali lipat.
Diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran antropometri balita dengan memberikan pelatihan pengukuran LiLA dan berat badan kepada kader dengan metode yang mengutamakan praktik perlu diberikan mengingat tingginya angka kader yang kurang terampil. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait keefektifan pemberian pelatihan kader posyandu di Kelurahan Kebonsari wilayah kerja Puskesmas Gladak Pakem karena kurangnya tingkat keterampilan kader pada kader yang sudah mendapat pelatihan. Diperlukan bimbingan bidan desa saat kader melakukan pengukuran antropometri pada titik kritis dan pembagian tugas kader saat pelaksanaan posyandu.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]