dc.description.abstract | Polifenol atau senyawa fenolik merupakan salah satu kelompok senyawa dengan ciri khas yaitu terdapat banyak gugus hidroksil dalam molekulnya. Polifenol berperan sebagai antioksidan karena kemampuannya dalam mereduksi radikal bebas. Senyawa polifenol salah satunya terdapat pada madu yaitu, antara lain flavonoid (quersetin, luteolin, kaempferol, apigenin, chrysin, galangin), asam fenolat, dan turunannya. Polifenol pada madu ini berfungsi sebagai zat antibakteri dan menjaga tubuh dari serangan radikal bebas yang bisa memicu penyakit kanker dan jantung. Berdasarkan uraian tersebut maka diperlukan analisis kadar polifenol secara kuantitatif untuk mengetahui kadar polifenol pada madu. Teknik analisis yang digunakan yaitu MCFIA (Multi-commutation Flow Injection Analysis). MCFIA adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar polifenol dan dikombinasikan dengan detektor spektrofotometri UV-Vis. MCFIA merupakan metode modifikasi FIA (Flow Injection Analysis) yaitu analisis kimia dengan cara menginjeksikan sejumlah volume sampel ke dalam suatu aliran carrier yang kemudian membawanya menuju detektor.
Teknik analisis MCFIA terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: three-way selenoid valve, reaction coil, pompa peristaltik, dan detektor spektrofotometri UV-Vis. Komponen pendukung diantaranya komputer (software Labview 2018), Arduino Uno sebagai mikrokontroler, relay, power supply, dan webcam sebagai perekam data dari detektor. Pompa peristaltik akan menarik carrier (akuades) pada saat katup selenoid dalam keadaan mati menuju detektor sehingga menghasilkan suatu baseline. Three way valve solenoid secara bergantian diaktifkan dimana katup V1 untuk sampel atau larutan standar asam
ix
galat, katup V2 untuk larutan natrium karbonat 10%, dan katup V3 untuk reagen Folin-Ciocalteau. Pengaktifan katup selenoid yang secara bergantian dilakukan dengan memberikan suatu arus listrik dan menggunakan Arduino Uno sebagai mikrokontroler dan terhubung dengan software LabView.
Larutan yang keluar dari katup selenoid akan menuju ke mixing coil sehingga terjadi pencampuran yang kemudian menuju detektor spektrofotometri UV-Vis. Detektor akan mendeteksi dan akan memberikan respon berupa absorbansi yang direkam menggunakan webcam. Kerja dari webcam yaitu menggunakan teknik OCR (Optical Character Recognition). Teknik ini digunakan untuk mengubah file gambar yang diambil melalui webcam di tampilan layar absorbansi pada spektrofotometri UV-Vis, menjadi digital teks yaitu data dalam bentuk numeric pada komputer. Alat yang telah terangkai selanjutnya dilakukan optimasi volume injeksi larutan natrium karbonat 10% dan reagen Folin-Ciocalteau. Variasi volume injeksi yang digunakan adalah 75, 100, 125, 150 dan 175 μL, dengan panjang gelombang maksimum 660 nm, laju alir 25 μL/detik, dan diameter pipa 0,8 mm. Hasil optimasi diperoleh volume injeksi larutan natrium karbonat 10% dan reagen Folin-Ciocalteau adalah 150 μL dan 125 μL. Volume injeksi optimum digunakan untuk pengukuran larutan standar dan sampel.
Kinerja sistem alir MCFIA ditunjukkan dari beberapa kriteria pengukuran analitik, yaitu linieritas, sensitivitas, limit deteksi, repeatabilitas dan uji perolehan kembali. Linieritas dari persamaan y = 0,0022x + 0,0465 dengan koefisien korelasi sebesar 0,9985, sensitivitas sebesar 0,0022 absorbansi/ppm, limit deteksi sebesar 1,6 ppm, repeatabilitas kurang dari 2% dan uji perolehan kembali (% recovery) dari beberapa sampel madu tanpa merk, madu merk “Madu Rasa”, madu murni yaitu 120%; 89,2%; 118%. Volume injeksi berpengaruh terhadap nilai absorbansi serta puncak yang dihasilkan. Volume injeksi yang sesuai akan memberikan puncak dengan nilai absorbansi yang tinggi. | en_US |