dc.description.abstract | Mahasiswa adalah agen of change yaitu agen penggerak, perintis, dan penggagas dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Khususnya mahasiswa kesehatan dianggap memiliki kemampuan, kecakapan, dan pengetahuan yang tinggi mengenai masalah kesehatan dan bahaya merokok. Tiap mahasiswa memiliki self efficacy antara satu dengan yang lainnya. Menurut Bandura (dalam Ghufron, 2017:80), self efficacy tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lain berdasarkan dimensi self efficacy. Dimensi self efficacy dibagi menjadi tiga dimensi yaitu dimensi tingkat (level), dimensi kekuatan (strength), dan dimensi keluasan (generality). Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara self efficacy dengan niat untuk berhenti merokok pada mahasiswa kesehatan perokok aktif dengan melibatkan dimensi self efficacy. Selain itu, peneliti juga mendeskripsikan aspek dimensi self efficacy yang dimiliki pada mahasiswa kesehatan perokok aktif.
Penelitian ini adalah jenis penelitian survei analitik menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Jumlah populasi penelitian ini adalah 60 mahasiswa kesehatan perokok dengan kriteria mahasiswa kesehatan aktif S1 angkatan 2016-2018. Variabel bebas pada penelitian ini adalah dimensi self efficacy yang terdiri dari dimensi tingkat (level), kekuatan (strength), dan keluasan (generality). Sedangkan, variabel terikat pada penelitian ini adalah niat untuk berhenti merokok. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara dan alat perolehan data menggunakan kuisioner. Analisis data penelitian menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji spearmen test. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden berasal dari Fakultas Keperawatan angkatan 2016 yang memiliki umur 21 tahun dan seluruh repsonden berjenis kelamin laki-laki. Aspek dimensi self efficacy yang dimiliki responden sebagian besar berkategori sedang yaitu, dimensi tingkat (level) 78,3%, dimensi kekuatan (strength) 80%, dan dimensi keluasan (generality) 60%. Niat untuk berhenti merokok yang dimiliki responden menunjukan kategori buruk yaitu 53,3%. Hasil analisis hubungan antara karakteristik responden dengan niat untuk berhenti merokok menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik responden (fakultas p=0,609, angkatan p=0,928, jenis kelamin p=-0,925, dan umur p=-0,673) dengan niat untuk berhenti merokok. Selain itu, hasil analisis hubungan antara dimensi self efficacy (dimensi tingkat (level) p=0,000, kekuatan (strength) p=0,000, dan keluasan (generality) p=0,009) dengan niat untuk berhenti merokok menunjukan bahwa adanya hubungan yang saling mempengaruhi terhadap niat untuk berhenti merokok.
Saran yang diberikan kepada instansi terkait yaitu, Fakultas dan Program Studi Ilmu Kesehatan salah satunya mahasiswa kesehatan dapat melakukan kegiatan yang melibatkan UKM yaitu berupa seminar edukasi mengenai motivasi berhenti merokok, sharing dan diskusi informasi antar mahasiswa kesehatan lainnya mengenai permasalahan rokok di kalangan mahasiswa dan dapat berkolaborasi atau berkerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dalam melakukan kegiatan tersebut. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dapat dijadikan bahan masukan dan saran khususnya bidang P2PTM (Pencegahan bidang P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular) dapat menyediakan pelayanan kesehatan untuk bantuan orang yang ingin berhenti merokok yaitu berupa layanan klinik berhenti merokok atau layanan quitline berhenti merokok yang dilaksanakan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten Jember. Layanan klinik tersebut dapat berkolaborasi dengan layanan psikologis dengan melibatkan petugas kesehatan di masing-masing puskesmas dan rumah Sakit. | en_US |