Pengorganisasian Masyarakat pada Paguyuban Petani Kopi di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso
Abstract
Pengembangan komunitas secara buttom up memiliki tujuan untuk menjelaskan semua aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk mencapai tujuannya. Pembangunan model button up ini dilakukan dari bawah dengan melalui community development atau pengembangan komunitas yang berbasis sumber daya manusia maupun kearifan lokal guna untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat adalah sebuah upaya mengelompokkan masyarakat yang mempunyai tujuan bersama, serta untuk mewujudkan tujuan bersama perlu adanya pembagian tugas, tanggung jawab setiap individu. Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana Pengorganisasian Masyarakat di Paguyuban Petani Kopi di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso?. Kemudian tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengorganisasian Masyarakat pada Paguyuban Petani Kopi di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso. Manfaat penelitian ini diharapkan dijadikan perbandingan, penambah wawasan, literatur, referensi bagi peneliti yang berkaitan dengan kajian sesuai dengan penelitian ini yang membahas tentang pengorganisasian masyarakat.
Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan tempat penelitian menggunakan metode purposive area maka peneliti melakukan penelitian di Paguyuban Petani Kopi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Kemudian proses pengumpulan datanya menggunakan tiga teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Supaya data tersebut dapat dipercaya digunakan beberapa teknik pengolahan data yaitu triangulasi
x
sumber, waktu, dan teknik. Pada analisis data menggunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengorganisasian masyarakat melalui proses pendekatan dapat dilihat bahwa dalam proses pendekatan awal yang dilakukan adalah mencari masalah yang dialami petani kopi agar dapat menyelesaikan dan menemukan solusi yang tepat untuk kelanjutannya. Pendekatan tersebut pertama dilakukan secara door to door dari rumah ke rumah, sehingga dari sinilah masalah para petani dapat ditemukan. Selanjutnya jika ada masalah yang berhubungan dengan petani kopi, para anggota paguyuban akan mengadakan pertemuan untuk membahas masalah yang sedang dialami untuk mencari solusi.
Selanjutnya fasilitasi proses, dalam memfasilitasi proses dalam hal ini fasilitasi proses yang dilakukan yaitu membantu untuk memecahkan sebuah masalah yang terjadi di anggota paguyuban. Karena para anggota paguyuban tidak mungkin menyelesaikan masalah tersebut tanpa bimbingan atau pendamping dari ketua paguyuban. Kemudian merancang strategi dimana dalam proses ini paguyuban merancang sebuah strategi untuk perubahan sosial dan mencapai tujuan bersama. Pertama ketua paguyuban menganilisis keadaan untuk memperoleh pemahaman mengenai perkembangan keadaan yang berlangsung serta latar belakang masalahanya.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diolah maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengorganisasian masyarakat pada paguyuban petani kopi sangat bermanfaat bagi para anggota paguyuban, karena di dalam pengorganisasian merupakan suatu cara pendekatan yang melakukan sebuah kegiatan dalam memecahkan berbagai masalah-masalah masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam memfasilitasi proses dalam hal ini fasilitas yang diberikan oleh paguyuban terhadap anggota sudah sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Pengorganisasian masyarakat dalam merancang strategi, dimana dalam proses ini paguyuban merancang sebuah strategi untuk perubahan sosial dan mencapai tujuan bersama.