Show simple item record

dc.contributor.advisorHerawati, Yennike Tri
dc.contributor.advisorSandra, Christyana
dc.contributor.authorKHAIRI, Aji Rayyan
dc.date.accessioned2021-04-15T06:27:05Z
dc.date.available2021-04-15T06:27:05Z
dc.date.issued2020-08-20
dc.identifier.nim142110101156
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/104118
dc.description.abstractJaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program jaminan sosial yang menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diselenggarakan secara bergotong royong dan bersifat wajib bagi seluruh penduduk Indonesia. Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh BPJS Kesehatan dalam upaya menuju Cakupan Semesta atau Universal Health Coverage program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada 01 Januari 2019. Data Kepersertaan program JKN per Desember 2018 di Indonesia berjumlah 207.834.315 peserta yang terdiri dari peserta PBI yang berjumlah 95.167.229 dan peserta non PBI berjumlah 122.497.314 peserta (BPJS,2018). Di tahun 2019 Jumlah kepesertaan non-PBI yaitu pada pengelolaan kelompok peserta sektor informal mengalami penurunan presentase kepesertaannya serta mengalami penunggakan iuran BPJS hingga mengalami desifit BPJS. Untuk itu, sejak April 2017, BPJS Kesehatan membuka Program Kader JKN-KIS yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan jumlah kepesertaan dan meningkatkan kolektibilitas iuran BPJS Kesehatan bagi segmen peserta informal atau Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Saat ini terdapat 1.689 Kader JKN-KIS aktif yang tersebar di seluruh Indonesia (BPJS, 2017), berdasarkan hasil studi pendahuluan oleh peneliti, di Kabupaten Jember, hingga bulan September 2019 terdapat sebanyak 20 orang kader JKN-KIS yang tersebar di berbagai kecamatan di wilayah kerja BPJS kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan pelaksanaan program Kader JKN-KIS dalam upaya peningkatan kepesertaan BPJS dan Kolektibilitas iuran BPJS khususnya peserta Mandiri di Kabupaten Jember. ix Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Tempat penelitian dilakukan di Kabupaten Jember di wilayah kerja BPJS Jember khususnya di Kabupaten Jember. Sampel penelitian ini adalah Kader JKN-KIS di Kabupaten Jember yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Variabel penelitian ini yaitu faktor individu dan faktor organisasi. Yang termasuk faktor individu meliputi kemampuan dan keahlian, demografi, dan latar belakang sedangkan yang termasuk faktor organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, desain pekerjaan, dan imbalan. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata keahlian dan kemampuan kader JKN yaitu sekitar 95% atau sekitar 19 orang kader yang masuk kategori baik. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata usia Kader JKN yaitu sekitar 35% atau sebanyak 7 orang Kader pada rentang usia 30-39 tahun. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata jenis kelamin yaitu sebesar 75% atau sebanyak 15 orang kader berjenis kelamin perempuan. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata status pendidikan yaitu sebesar 60% atau sebanyak 12 orang kader JKN yang tamat Sarjana. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata lama bekerja yaitu sebesar 55% atau sekitar 11 orang kader JKN yang lama bekerjanya 1 tahun. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata pengalaman sebelum bekerja sebagai kader JKN yaitu sebesar 35% atau 7 orang kader mempunyai pengalaman bekerja sebagai Guru. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata motivasi kader yaitu sebesar 95% atau 19 orang kader JKN memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan tugas. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata sumberdaya atau atribut kader dalam melaksanakan tugas memenuhi kategori baik, hal tersebut terbukti dengan terdapat 65% atau sekitar 13 orang kader telah menggunakan sumberdaya berupa atribut dengan baik. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata desain pekerjaan kader yang meliputi pemahaman tentnag tugas-tugas yang diberikan serta dapat melaksanakan tugas-tugas diberikan dengan baik, hal tersebut terbukti dengan terdapat 95% atau sekitar 19 orang kader mampu memahami dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata imbalan yang diterima kader yaitu sebesar 75% atau sekitar 15 orang kader yang menerima imbalan cukup. BPJS Kesehatan diharapkan meningkatkan monitoring langsung kepada kader JKN dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dan meningkatkan reward kepada kader JKN atas capaian yang telah di dapatken_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATen_US
dc.subjectKader JKNen_US
dc.subjectBPJSen_US
dc.subjectKolektibilitas Iuran Mandirien_US
dc.titleGambaran Pelaksanaan Program Kader JKN-KIS Dalam Upaya Peningkatan Kepersertaan BPJS dan Kolektibilitas Iuran Mandiri di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKESEHATAN MASYARAKAT
dc.identifier.kodeprodi2110101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record