dc.description.abstract | Jatuhnya Venezuela sebagai negara kaya minyak dimulai pada 2014 ketika harga minyak dunia turun drastis. Minyak Venezuela memperoleh 95% dari pendapatan ekspor. Ketika Presiden Hugo Chavez memimpin dari tahun 1999 hingga kematiannya pada tahun 2013, Chavez menggunakan sebagian dana tersebut untuk membiayai sejumlah program sosial guna mengurangi ketimpangan dan kemiskinan, namun sejak kematiannya dan jatuhnya harga minyak, Venezuela telah memasuki fase krisis. Saat kepemimpinan penggantinya, Nicolas Maduro, Venezuela semakin terjerumus ke berbagai krisis, krisis kemanusiaan, krisis ekonomi dan politik. Pada tahun 2017, Maduro mengumumkan pernyataan yang menimbulkan pro dan kontra, bahwa ia menerapkan Cryptocurrency dengan nama "Petro" yang didukung oleh cadangan minyak, gas, emas dan berlian dengan klaim bahwa itu bisa membantu Venezuela dalam masalah kedaulatan moneter, untuk melakukan transaksi keuangan dan mengatasi blokade keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penggunaan Cryptocurrency sebagai instrumen mempertahankan kekuasaan Maduro sebagai Presiden Venezuela. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mengumpulkan data dan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis data. Konsep yang digunakan dalam skripsi ini adalah Two Level Game yang menganalisa kegiatan politik dua arah oleh Maduro dengan penerapan Cryptocurrency di ranah domestik dan internasional dengan tujuan mempertahankan kekuasaannya. | en_US |