Show simple item record

dc.contributor.advisorPURWANTO
dc.contributor.advisorKARTIKA, Dwi
dc.contributor.authorAIN, Syifa Qurratu’
dc.date.accessioned2021-04-07T06:31:36Z
dc.date.available2021-04-07T06:31:36Z
dc.date.issued2020-12-20
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/103979
dc.description.abstractLimbah adalah sisa atau hasil buangan dari suata usaha dan/atau kegiatan yang sudah tidak digunakan. Limbah yang dihasilkan oleh klinik dokter gigi salah satunya adalah limbah medis yang mengandung bahan beracun berbahaya (B3) berupa darah. Klinik dokter gigi menghasilkan 8, 86 % limbah infeksius setiap harinya dan 90 % dari 110 klinik dokter gigi membuang limbah tersebut bersamaan dengan limbah domestik ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan. Limbah mengandung darah yang tidak dilakukan pengolahan limbah cair dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) memiliki potensi bahaya bagi lingkungan, disebabkan adanya bakteri- bakteri patogen penyebab penyakit dan potensi peningkatan nilai BOD, COD, TSS, dan pH yang akan mencemari lingkungan jika terjadi terus menerus.. Pengolahan limbah medis cair juga diperlukan untuk memenuhi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. Pameter yang harus disesuaikan diantaranya BOD, COD, TSS dan pH. Namun pengolahan limbah medis cair menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada fasilitas kesehatan seperti klinik dokter gigi masih jarang digunakan karena membutuhkan biaya pengadaan dan perawatan yang besar, sehingga diperlukan alternatif pengolahan limbah medis cair secara mudah dan murah. Sistem akuaponik menjadipilihan utama untuk mengatasi masalah tersebut. Sistem akuaponik menyatukan teknik hidroponik dan akuakultur yang menerapkan Recirculating Aquaculture System (RAS) yaitu air limbah dari dalam akuarium dialirkan melalui pipa dan disaring secara alami oleh tanaman untuk menghilangkan padatan, amonia, CO2 dan kandungan lain. Tanaman kangkung yang digunakan pada sistem akuaponik mampu menyerap zat beracun yang terkandung di lingkungannya dan pemanfaatan ikan lele yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan ekstrem juga menjadi pilihan utama sebagai komponen bagi sistem akuaponik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati perubahan nilai parameter baku mutu limbah cair (BOD, COD, TSS dan pH) dan membandingkan nilai parameter tersebut dengan baku mutu limbah cair rumah sakit dalam PMLH-RI No. 5 Th. 2014 pada pengolahan limbah medis cair berupa darah dengan menggunakan sistem akuaponik. Jenis penelitian ini adalah pre-experimental dengan jenis rancangan penelitian one-shot case study. Unit eksperimen penelitian ini adalah air dalam akuarium kaca berukuran 40 x 25 x 15 cm dengan teknik sampling grab sample. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 sampel yang terdiri dari 4 parameter yaitu BOD, COD, TSS, dan pH dengan tanpa melakukan pengulangan. Sampel diambil sebanyak 4 kali yaitu pada sistem akuaponik yang telah bekerja selama 0 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam sebanyak 500 mL.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember 2020en_US
dc.relation.ispartofseries161610101096;
dc.subjectaplikasi sistem akuaponiken_US
dc.subjectlimbah medis ccairen_US
dc.subjectlimbah medis ccair darahen_US
dc.subjectdarahen_US
dc.titleAplikasi Sistem Akuaponik Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Medis Cair Berupa Darahen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi1610101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record