Akronim Bahasa Indonesia Ragam Gaul Dalam Media Sosial Instagram
Abstract
Bahasa mengalami perkembangan yang dapat menimbulkan variasi-variasi 
bahasa yang dipakai sesuai keperluan. Salah satu variasi bahasa berkembang di 
masyarakat adalah ragam bahasa gaul. Bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur 
gaya bahasa yang pasti. Sebagian besar kata-kata dalam ragam gaul merupakan 
terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Salah satu ragam gaul yang sering 
digunakan adalah akronim. Pemakaian akronim dengan ragam bahasa gaul banyak 
digunakan masyarakat modern karena kepraktisannya. Salah satu media yang 
digunakan untuk berkomunikasi dengan ragam gaul adalah Instagram dengan 
pengguna aktif di Indonesia pada tahun 2019 meningkat 20% dari sebelumnya, 
yaitu sebanyak 56 juta pengguna aktif media sosial instagram. 
Penelitian ini akan difokuskan pada akronim bahasa Indonesia ragam gaul 
yang terdapat dalam media sosial Instagram. Kajian penelitian ini terdiri dari tiga 
rumusan masalah, yaitu (1) bagaimanakah pola pembentukan akronim bahasa 
Indonesia ragam gaul dalam media sosial Instagram?, (2) bagaimanakah fungsi 
akronim bahasa Indonesia ragam gaul dalam media sosial Instagram ?, dan (3) 
bagaimanakah faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan akronim bahasa 
Indonesia ragam gaul dalam media sosial Instagram?. Rancangan yang digunakan 
pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan 
pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif-sosiolinguistik. Data dalam 
penelitian ini berupa semua bentuk akronim bahasa Indonesia ragam gaul dalam 
media sosial Instagram. Sumber data dalam penelitian ini adalah takarir unggahan 
yang terdapat akronim bahasa Indonesia ragam gaul dalam media sosial 
Instagram. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis yang 
dikemukakan oleh Milles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan 
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa pola pembentukan akronim 
bahasa Indonesia ragam gaul dalam media sosial Instagram, yaitu (1) 
pengambilan huruf atau suku kata yang sukar dirumuskan, (2) Pengambilan 
komponen campur, (3) pengambilan suku kata terakhir tiap komponen, (4) 
pengambilan huruf pertama dan suku kata terakhir, (5) pengambilan tiga huruf 
pertama tiap komponen, (6) pengambilan dua huruf pertama dan tiga huruf 
pertama, (7) pengambilan suku kata pertama tiap komponen, (8) pengambilan 
suku kata tertentu, (9) pengambilan suku kata tertentu dengan peleburan 
komponen, (10) pengambilan komponen campur dan tambahan akhiran, dan (11) 
pengambilan suku kata pertama komponen pertama dan suku kata terakhir 
komponen kedua. Penelitian ini juga menunjukkan beberapa fungsi akronim, yaitu 
(1) fungsi akronim menunjukkan komunitas, (2) fungsi akronim menunjukkan 
keadaan, (3) fungsi akronim menunjukkan merek, (4) fungsi akronim 
menunjukkan kegiatan, (5) fungsi akronim menunjukkan penyingkat nama, dan 
(6) fungsi akronim menunjukkan sifat. Penelitian ini juga menunjukkan beberapa 
faktor penggunaan akronim, yaitu (1) faktor penggunaan akronim 
sosiosituasional, (2) faktor penggunaan akronim sosiokultural. Berdasarkan hasil 
penelitian, dapat diajukan saran (1) menambah wawasan dan dapat dijadikan 
bahan diskusi khususnya mengenai penggunaan dan bentuk-bentuk akronim
dalam media sosial oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 
khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dan (2) bahan masukan atau 
pertimbangan untuk mengadakan penelitian yang sejenis dalam kajian yang lebih 
luas oleh peneliti selanjutnya yang serumpun bidang ilmu.
