| dc.description.abstract | Belajar matematika tidak hanya sekedar menyampaikan dan menemukan 
jawaban yang benar, karena perlu adanya pemahaman konsep kepada siswa 
sehingga siswa mampu meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan 
baru, salah satunya kemampuan bernalar. Adapun beberapa indikator penalaran 
matematis yakni (Siregar, 2009) : (1) Mampu membuat kesimpulan yang logis. 
(2) Mampu membuat penjelasan terhadap model, gambar, fakta, sifat, hubungan 
atau pola yang ada. (3) Mampu menganalisis pola yang ada untuk 
menggambarkan informasi selanjutnya dan kemudian menarik kesimpulan.
Salah satu model pembelajaran yang mampu membantu meningkatkan 
kemampuan penalaran matematis yaitu Brain Based Learning (BBL). Dalam 
pembelajaran Brain Based Learning, terdapat tahapan-tahapan yang perlu 
dilakukan (Jensen, 2007), yaitu sebagai berikut : (1) Pra-Pemaparan, (2) 
Persiapan, (3) Inisiasi dan akuisisi, (4) Elaborasi, (5) Inkubasi dan memasukkan 
memori, (6) Verifikasi dan Pengecekan Keinginan, (7) Perayaan dan Integrasi. 
Selain itu untuk meningkatkan kemampuan siswa, dalam penelitian ini juga 
terdapat kegiatan Lesson Study Learning Community, dimana siswa dituntut aktif 
dan mampu berdiskusi dengan temannya saat pembelajaran berlangsung. Menurut
pendapat Andini, dkk (2017) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan ini terdapat 
hal yang perlu diperhatikan yaitu collaborative learning dan caring community. 
Sehubungan dengan permasalahan yang ada serta korelasi yang telah 
dipaparkan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
perbedaan kemampuan penalaran siswa pada model Brain Based Learning 
berbasis Lesson Study Learning Community dan kelas konrol. Materi yang dipilih 
dalam penelitian ini adalah barisan dan deret bilangan, hal ini dikarenakan dalam 
menentukan bilangan selanjutnya dan mendapatkan nilai jumlah dalam suatu 
barisan tertentu, siswa perlu menggunakan kemampuan penalaran matematis.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan 
metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 5 Jember pada semester genap tahun ajaran 2019/2020. Tahap 
pertama dalam penelitian ini yaitu persiapan dengan menetapkan daerah 
penelitian, mengajukan surat izin penelitian, observasi, berkoordinasi dengan guru 
matematika untuk menentukan subjek dan jadwal penelitian. Tahap kedua yaitu 
pembuatan instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang kemudian dilakukan validasi oleh 2 validator. Tahap selanjutnya yaitu penentuan sampel 
dengan memberikan pre-test kepada empat kelas, yang kemudian diambil 2 kelas 
yang homogen untuk dijadikan sebagai sampel. Setelah menganalisis hasil pre test dengan uji normalitas dan homogenitas, didapatkan kelas XI MIPA 1 sebagai 
kelas Eksperimen dan kelas XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol. 
Kedua kelas tersebut kemudian menerapkan pembelajaran yang berbeda 
yaitu kelas eksperimen menerapkan pembelajaran dengan model Brain Based 
Learning berbasis Lesson Study Learning Community dan pada kelas kontrol 
menerapkan model pembelajaran mekanistik. Saat pembelajaran berlangsung, 
dilakukan observasi aktivitas siswa dalam mengikuti tahapan-tahapan 
pembelajaran. Selanjutnya diberikan post-test untuk mengetahu hasil belajar 
matematika siswa. Kemudian, nilai dari hasil post-test kedua kelas tersebut 
dibandingkan apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak melalui uji 
normalitas dan uji T. Kegiatan selanjutnya yaitu wawancara berupa pertanyaan 
tentang kemampuan penalaran matematis yang dimiliki siswa dalam 
menyelesaikan post-test. Wawancara dilakukan dengan 4 siswa dengan nilai yang 
berbeda dari setiap kelas. Kemudian hasil wawancara tersebut direduksi dan 
diklarifikasikan sesuai dengan tingkat kemampuan penalaran siswa, kemudian 
didapatkan kesimpulan.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, 
dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh positif dari model pembelajaran 
Brain Based Learning berbasis Lesson Study Learning Community (LSLC) 
terhadap kemampuan penalaran siswa pada pokok bahasan barisan dan deret 
bilangan. Hal ini didukung dengan hasil analisis uji T pada nilai Post-test siswa 
diperoleh nilai signifikan 0,002 < 0,05 dan nilai Ttabel< Thitung dengan Thitung = 
3,204 dan Ttabel = 2,000, sehingga H0 ditolak H1 diterima, serta hasil nilai post-test
menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi 
dibandingkan kelas kontrol. Tingginya nilai hasil belajar sebanding dengan
kemampuan penalaran siswa, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara beberapa 
siswa yang mampu menjawab dan menjelaskan dengan benar beberapa pertanyaan 
tersebut, dikarenakan siswa menggunakan kemampuan penalarannya dengan 
memenuhi kemampuan setiap indikator penalaran yang sesuai dengan 
permasalahan yang diberikan, siswa harus memiliki indikator tersebut dalam 
menemukan solusi. Dalam penerapan pembelajaran Brain-Based Learning 
berbasis Lesson Study Learning Community di kelas terdapat beberapa tahap 
pembelajaran Brain Based Learning ini dapat mendukung dan meningkatkan 
kemampuan penalaran siswa, yaitu tahap pra-pemaparan dan persiapan, tahap 
elaborasi, serta tahap verifikasi. | en_US |