Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Human Capital DI Asean 5
Abstract
Dalam makro ekonomi pertumbuhan ekonomi dapat menjadi masalah 
dalam jangka panjang, karena setiap negara memiliki tingkat pertumbuhan 
ekonomi yang berbeda, perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam 
pencapaian pendapatan negara. Sehingga, perlu dilakukan peningkatan 
kesejahteraan masyarakat dengan melewati berbagai tahap sebelum pencapaian 
tingkatan yang paling tinggi, dan diikuti dengan pembangunan ekonomi berupa 
struktur ekonomi, sosial dan mental masyarakat. Untuk mencapai tingkat 
kesejahteraan suatu negara maka dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang dinamis, 
yaitu suatu keadaan yang menggambarkan peningkatan pendapatan dari 
masyarakat di suatu negara (Sukirno, 2002:10).
Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan
ekonomi negara-negara ASEAN ditahun 2009 akan turun 1% dibawah seiring 
dengan krisis keuangan global yang berimbas juga untuk seluruh negara di dunia 
(IMF, 2013). Banyak negara yang berpendapatan tinggi dengan perlahan membaik 
dari defisit dan hutang meningkat akibat krisis keuangan global pada tahun 
2008/2009, dan permintaan negara-negara terhadap barang impor menjadi lebih 
lemah dibanding dengan sebelumnya, meningkatkan pentingnya perdagangan 
ASEAN dan regional bagi negara-negara berkembang (World Bank, 2018). Negara-negara anggota ASEAN cukup stabil dalam perekonomiannya untuk 
menghadapi adanya krisi keuangan global.
ASEAN merupakan salah satu gabungan negara-negara yang mempunyai 
potensi yang cukup kuat dalam perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi di 
ASEAN diprediksi akan menjadi lebih kuat, termasuk Indonesia. ASEAN terdiri 
dari negara-negara yang masing-masing mempunyai independensinya 
sendiri. ASEAN dipandang berpotensi pada perekonomian karena memiliki tenaga kerja muda yang produktif dan jumlahnya banyak. Sehingga mampu 
mendorong pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). ASEAN dikenal 
memiliki penduduk yang sangat beragam baik secara ekonomi maupun sosial. 
ASEAN juga terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama (Ramadhan, 2017).
Di era globalisasi ini, peran modal manusia sangat diperlukan untuk 
mendukung kemajuan kegiatan ekonomi di setiap daerah. Pada era ekonomi 
pengetahuan, kunci persaingan internasional adalah sumber daya manusia yang 
berkualitas (Wang dan Liu, 2016). Kemampuan negara dalam mengembangkan 
sumber daya manusianya, khususnya dalam menyediakan tenaga kerja terampil di 
berbagai bidang, menjadi kunci sukses kebijakan ekonomi di setiap negara. 
Pendidikan dan sumber daya manusia merupakan dua faktor esensial dan 
keduanya saling terkait dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan 
ekonomi (Hendarmin and Kartika, 2019). 
Bank Dunia mengakui human capital sebagai pendorong utama untuk 
mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi, dan oleh karena itu, mereka telah 
merancang indeks human capital untuk mengukur kontribusi kesehatan dan 
pendidikan bagi perekonomian. (Islam, 2020). Human capital merupakan 
investasi produktif yang difokuskan kepada manusia sendiri diantaranya adalah
cita-cita, keterampilan, kesehatan, kecakapan, dan lain sebagainya yang 
merupakan pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan, pengembangan 
program keterampilan kerja, penyediaan, program penawaran, pemeliharaan, dan 
lain sebagainya. Untuk meningkatkan kualitas masyarakat dalam hal ini human 
capital perlu adanya peran pemerintah. Pendidikan dan kesehatan merupakan 
komponen yang sangat penting untuk pembangunan dan pertumbuhan sebagai 
input bagi fungsi produksi agregat, apabila pendidikan dan kesehatan manusia 
terjamin maka produktivitas akan bertambah tinggi (Todaro dan Smith, 
2006:436). Peningkatan masa depan dalam kemungkinan hidup saat lahir sangat 
penting karena itu datang sebagian besar dari penurunan berkelanjutan dalam 
kematian senescent (penuaan seluruh organisme) (Darmayanti dan Rustariyuni, 
2019). Kesehatan merupakan hal yang utama dari kesejahteraan, dan pendidikan 
adalah hal yang yang mendasar untuk mencapai kehidupan yang bermakna, 
xii
keduanya merupakan kemampuan yang menciptakan manusia yang lebih 
berwawasan dan berada pada pokok dari arti pembangunan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang dampak pertumbuhan 
ekonomi terhadap Human Capital di ASEAN 5 dengan menggunakan variabel 
dependen tentang pendidikan dan kesehatan sedangkan variabel independen PDB 
per kapita, TPAK, dan pekerja berupah dan bergaji. Pendidikan diproksi dengan 
pendaftaran primer sedangkan untuk kesehatan diproksi dengan kemungkinan 
hidup saat lahir. Menggunakan data panel tahun 2009-2018 di negara Indonesia, 
Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan menggunakan penelitian kuantitatif. 
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji lebih dalam atas berbagai fenomena 
yang mempengaruhi variabel ekonomi seperti tingkat pertumbuhan ekonomi 
terhadap human capital.
Hasil penelitian menunjukkaan bahwa PDB Perkapita dan TPAK 
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendaftaran primer di negara ASEAN 
5 tahun 2009-2018. Namun untuk Upah dan Gaji berpengaruh negatif dan tidak 
signifikan terhadap pendaftaran primer di negara ASEAN 5. Efek pekerja beruph 
dan bergaji ketika seseorang memiliki gelar profesional dibandingkan dengan 
pekerja lulus primer. PDB Perkapita dan pekerja berupah dan bergaji berpengaruh 
positif dan signifikan terhadap kemungkinan hidup saat lahir di negara ASEAN 
5tahun 2009-2018. Namun untuk TPAK tidak berpengaruh dan negatif terhadap 
kemungkinan hidup saat lahir di negara ASEAN 5. Hasil estimasi ini sesuai 
dengan harapan apriori, yaitu bahwa persentase kemungkinan hidup saat lahir 
yang semakin rendah akan meningkatkan TPAK di negara ASEAN 5.
