DAMPAK PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP PENDAPATAN SOPIR ANGKOT YANG MELEWATI KAWASAN KOTA KABUPATEN JEMBER
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan dampak
dari adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember terhadap
pendapatan sopir angkot yang melintasi kawasan kota Kabupaten jember khususnya
terhadap sopir angkot D, serta memberikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait
agar dapat menghasilkan solusi terbaik.
Adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember ini
sebagai akibat dari adanya kebijakan tentang pengaturan penggunaan jaringan jalan
dan gerakan lalu lintas di wilayah kota Kabupaten Jember yang didasari dengan
Peraturan Bupati Jember No 16 tahun 2010. Peraturan Bupati Jember No 16 tahun
2010 ini diterbitkan yakni sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemacetan yang
disebabkan oleh tidak imbangnya jumlah kendaraan dan jumlah ruas jalan di wilayah
kota Kabupaten Jember.
Dengan terbitnya peraturan bupati Jember No 16 tahun 2010 ini, maka rute
lalu lintas di beberapa ruas jalan di kawasan kota Kabupaten Jember mengalami
perubahan. Perubahan rute lalu lintas ini, juga secara otomatis membuat rute angkot
di kawasan kota Kabupaten Jember mengalami perubahan. Angkot yang dulu bisa
melewati Jl Syamanhudi-Jompo-Jl Gajah mada (depan Nico 1), sekarang dengan
adanya perubahan rute tidak boleh lagi melewati rute tersebut dan harus lurus menuju
Jl Cokroaminoto-Jl Gajah Mada (depan KFC). Hal ini menyebabkan akses masyarakat yang menggunakan angkutan umum
ke Jl Syamanhudi (Pasar Tanjung) hingga Jl Gajah Mada (depan Nico 1) menjadi
berkurang karena angkot tidak dapat melewati rute tersebut. Ini membuat masyarakat
yang dulu menggunakan angkot ketika menuju kawasan itu, berpikir ulang jika ingin
naik angkot bahkan sebagian masyarakat beralih ke moda transportasi lain selain
angkot misalnya kendaraan pribadi. Ini bisa jadi membuat penumpang angkot
menurun dan akhirnya membuat pendapatan sopir angkot berkurang. Selain akses
yang menjadi lebih sulit, penurunan penumpang angkot juga bisa disebabkan oleh
meningkatnya masyarakat yang membeli kendaraan pribadi, ini dapat dilihat pada
jumlah kendaraan bermotor yang semakin bertambah setiap tahunnya. Untuk itu
peneliti tertarik meneliti dampak dari adanya perubahan arus lalu lintas terhadap
pendapatan sopir angkot yang melewati kawasan kota Kabupaten Jember, sehingga
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Dampak Perubahan
Arus Lalu Lintas di Kawasan Kota Kabupaten Jember Terhadap Pendapatan Sopir
Angkutan Kota yang Melintasi Kawasan Kota Kabupaten Jember Khususnya
Terhadap Sopir Angkot D.
Untuk mendeskripsikan dampak dari adanya kebijakan perubahan arus lalu
lintas terhadap pendapatan sopir angkot di kawasan kota Kabupaten jember
khususnya sopir angkot D, maka fokus dari penelitian ini adalah dampak adanya
perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember terhadap pendapatan
sopir angkot dengan kode D yang hanya merupakan “buruh” atau dengan kata lain
bukan sekaligus pemilik angkot. Hal ini karena sopir angkot yang sebagai buruh
punya tanggung jawab yakni memberikan setoran kepada pemilik sehingga akan
lebih bisa merasakan dampak dari perubahan arus lalu lintas.
Sedangkan tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan paradigma
kualitatif, dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik purposive
sampling untuk menentukan informan utama dan acak atau random sampling untuk
menentukan informan tambahan. teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
dengan teknik wawancara dan observasi yang kemudian dianalisis dengan model interaktif yang dikemukakan Miles dan Huberman. Untuk uji keabsahan data, dalam
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dimana data diambil dari
beberapa sumber yang berbeda dengan metode sama.
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan diketahui bahwa setelah
adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember ini pendapatan
sopir angkot D mengalami penurunan. Hal ini karena dengan adanya perubahan arus
lalu lintas ini, masyarakat menjadi malas naik angkot karena nanti harus jalan kaki
dari perempatan Trunojoyo ke Jl Syamanhudi-Jompo sehingga masyarakat lebih
memilih beralih ke moda transportasi lain misalnya motor. Penyebab lainya yaitu
semakin murahnya dah semakin mudahnya kredit motor atau kendaraan pribadi
sehingga masyarakat lebih memilih untuk membeli kendaraan pribadi.
Lebih jauh adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten
Jember yang berdampak pada menurunnya pendapatan sopir angkot D dalam sehari
kerja ternyata juga memiliki dampak lanjutan yang dirasakan oleh keluarga sopir
angkot yaitu menurunnya jumlah uang yang ditabung setiap hari. Selanjutnya untuk
mensiasati penurunan pendapatan yang terjadi, sopir angkot terutama sopir angkot D
melakukan beberapa hal di antaranya jalan lebih pelan; lebih sering ngetem; angkot
tidak sampai ke terminal Pakusari jika ke arah timur; serta jika penumpangnya
sedikit, dioperkan ke angkot lain. Lebih lanjut, dari hasil pembahasan diketahui
bahwa pada dasarnya sopir angkot di Kabupaten Jember terutama sopir angkot D,
menyimpan harapan atau keinginan bahwa rute angkot di kawasan kota Kabupaten
Jember dapat dikembalikan seperti semula di mana angkot dapat melewati Jl
Syamanhudi.