dc.description.abstract | Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan neurologis akibat
kerusakan lapisan selubung mielin pada saraf medianus yang terletak pada canalis
carpi sehingga berakibat pada terganggunya konduksi sinyal. Carpal Tunnel
Syndrome menjadi salah satu penyakit yang banyak terjadi pada pekerja sehingga
sering disebut sebagai work-related Carpal Tunnel Syndrome. Angka insidensi
terjadinya work-related CTS sebanyak 1 hingga 3 setiap 1000 orang per tahun,
dengan prevalensi 50 per 1000 orang di United States. Insidensi terjadinya CTS
akibat kerja di Sweden sebanyak 324 per 100.000 wanita. Kejadian insidensi dan
prevalensi diduga lebih besar terjadi pada negara berkembang. Seperti halnya di
Indonesia, diperkirakan insidensinya mencapai hingga 276:100.000 per tahun.
Terjadinya work-related CTS dikaitkan dengan faktor tempat kerja yang
diyakini menjadi pencetus work-related CTS. Tempat kerja yang dimaksudkan
dapat berupa faktor ergonomi yang berupa posisi pergelangan tangan seseorang
dalam bekerja dan durasi kerja harian. Hal tersebut dapat memicu terjadinya
kompresi pada saraf medianus dan cidera dalam jangka waktu lama memicu
munculnya work-related CTS. Faktor yang diduga juga berpengaruh terhadap
timbulnya work-related CTS adalah faktor psikososial seperti adanya tuntutan
pekerjaan yang tinggi dan rendahnya dukungan sosial lingkungan kerja yang
dapat memicu terjadinya stres pada pekerja yang berkepanjangan. Adanya stres
kerja dapat menimbulkan aktivasi sistem saraf pusat serta saraf otonom yang
terlibat dalam patogenesis terjadinya work-related CTS. Apabila tidak segera
ditindaklanjuti maka work-related CTS dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan produktivitas dalam bekerja serta keparahan penyakit lebih lanjut
hingga kelumpuhan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
karakteristik individu (usia dan jenis kelamin), faktor ergonomi (postur
pergelangan tangan saat bekerja dan durasi kerja harian), dan faktor psikososial
lingkungan kerja (stres kerja dan dukungan sosial lingkungan kerja) terhadap
terjadinya work-related CTS. | en_US |