Show simple item record

dc.contributor.advisorAGUSTIN, Aisa Tri
dc.contributor.advisorSAYEKTI, Yosefa
dc.contributor.authorAGUSTIN, Fitriah
dc.date.accessioned2021-03-31T03:42:18Z
dc.date.available2021-03-31T03:42:18Z
dc.date.issued2020-12-22
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/103740
dc.description.abstractUMKM adalah salah satu jenis usaha yang paling banyak dijalankan oleh warga Indonesia. UMKM memiliki peran penting bagi perkembangan ekonomi di Indonesia, karena menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat membantu pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran. Kegiatan UMKM tidak terlepas dari perlakukan akuntansi yang dapat merekam proses keberlangsungan UMKM tersebut, sehingga UMKM dapat mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan sebagai bahan evaluasi kinerja untuk di masa yang akan datang. (Putri dkk., 2019) Masalah bagi UMKM di Indonesia adalah pemahaman yang rendah mengenai standar akuntansi keuangan. Hal tersebut menyebabkan UMKM kesulitan dalam menyajikan laporan keuangan. Pada tanggal 1 Januari 2011 diharapkan UMKM menerapkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), namun masih banyak UMKM yang belum dapat menerapkan SAK-ETAP dengan benar. Pada tanggal 1 Januari 2018, Ikatan Akuntan Indonesia memberlakukan SAK EMKM untuk membantu para pelaku UMKM menyusun laporan keuangan dengan benar. (Adhikara, 2018) Pada era modern ini negara dituntut untuk terus berkembang, baik dari segi ekonomi, segi infrastruktur, dan lain-lain. Infrastruktur pada sebuah area sangat berperan penting bagi masyarakat, seperti perbaikan jembatan, pembangunan gedung, perbaikan irigasi, perluasaan jalan raya, dan sebagainya. Perusahaan jasa konstruksi berperan untuk menunjang pembangunan di Indonesia, baik dilaksanakan oleh pihak swasta maupun pemerintah. Perlakuan akuntansi perusahaan jasa konstruksi yang memiliki karakteristik yang khusus. Proses pelaksanaan proyek dari suatu perusahaan jasa konstruksi tidak semua dapat terselesaikan dalam satu periode akuntansi dan awal pelaksanaan proyek tidak mungkin terjadi pada awal tahun. Analisis dalam penelitian ini menggunakan SAK EMKM, dimaksudkan agar perhitungan pendapatan dan beban kontrak serta pengakuannya telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini perlu karena unsur yang penting dalam laporan laba rugi yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menjual produk atau jasa. Pihak-pihak berkepentingan seperti inspeksi pajak dan lembaga keuangan dapat melihat kondisi perusahaan yang sebenarnya dan menjadi salah satu pertimbangan untuk pengambilan keputusan dari laporan laba rugi. Lokasi penelitian dalam penulisan ini berada di CV. Cipta Pembangunan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian data yang akan dianalisis dan disusun dalam tulisan yang bersifat naratif. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CV. Cipta Pembangunan mengakui pendapatan pada saat pekerjaan telah selesai. Biaya kontrak diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana biaya tersebut yang berhubungan dengan kontrak. CV. Cipta Pembangunan mencatat beban material berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan selama pelaksanaan kontrak tersebut. Perusahaan telah menghitung beban sewa dan penyusutan dari aset tetap, tetapi perusahaan juga perlu mencantumkan nilai beban sewa dan penyusutan tersebut ke dalam laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi pada CV. Cipta Pembangunan mengenai pengakuan pendapatan dan beban kontrak secara keseluruhan belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan EMKM. Perusahaan seharusnya memperhatikan persentase penyelesaian dalam mengakui pendapatannya, sehingga mengetahui penerimaan tersebut adalah liabilitas atau aset. Perusahaan juga perlu melakukan pemeriksaan fisik atas bahan material yang masih ada, sehingga beban kontrak yang dicatat tidak menjadi lebih besar dari nilai wajarnya. Perusahaan perlu mencantumkan nilai beban sewa dan penyusutan tersebut ke dalam laporan keuangan, supaya perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan secara wajar dan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi s1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jember 2020en_US
dc.relation.ispartofseries170810301202;
dc.subjectbebanen_US
dc.subjectkontrak konstruksien_US
dc.subjectpendapatanen_US
dc.subjectSAK EMKMen_US
dc.titleAnalisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Konstruksi Berdasarkan Sak Emkm Pada CV. Cipta Pembangunanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi0810301


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record