Profil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Ditinjau dari Level van Hiele.
Abstract
Pembelajaran Matematika adalah interaksi antara peserta didik dengan pendidik melalui proses komunikasi belajar dimana pendidik sebagai penyampai pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan sehingga tercapai suatu tujuan belajar dalam bidang matematika. Kemampuan komunikasi matematis sangat diperlukan untuk mengungkapkan ide, pesan, dan gagasan melalui tulisan ataupun lisan. Pendidik juga harus memperhatikan perkembangan pembelajaran geometri dengan mengklasifikasikan perkembangan anak menjadi lima level van Hiele sehingga pendidik dapat mengetahui sampai mana pemikiran siswa tersebut untuk diberikan pembelajaran matematika yang sesuai.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas XII yang diklasifikasikan berdasarkan level van Hiele dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan transformasi geometri. Level van Hiele dibedakan menjadi lima level yaitu level visualisasi, level analisis, level deduksi informal, level deduksi, dan level rigor. Subjek penelitian adalah lima siswa kelas XII SMAN Ambulu yang telah dikategorikan menjadi level visualisasi, level analisis dan level deduksi informal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tes kemampuan komunikasi matematis tulis dan pedoman wawancara untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis lisan. Semua instrumen telah divalidasi dan dinyatakan layak untuk digunakan. Metode pengumpulan data yaitu dengan metode tes dan wawancara. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan 27 Agustus 2020.
Hasil analisis data yang didapatkan yaitu siswa visualisasi memiliki kemampuan komunikasi tulis yaitu dapat mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan dan mendemostrasikannya, mampu menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi dalam menyajikan suatu data. Sedangkan kemampuan komunikasi matematis tulisnya yaitu siswa mampu memahami ide-ide matematika dan mampu menjelaskan istilah-istilah dan notasi-notasi matematika yang digunakan dalam menyajikan data.
Siswa analisis memiliki kemampuan komunikasi matematis tulisnya adalah mampu memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematika dan mampu menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi matematika dalam menyajikan ide matematika. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi matematis lisan yaitu dapat mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan dan mendemostrasikannya, mampu memahami dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan dan mampu menjelaskan istilah-istilah dan notasi-notasi matematika yang digunakan dalam menyajikan data.
Siswa deduksi informal memiliki kemampuan komunikasi matematis tulisnya adalah mampu mengekspresikan ide-ide matematika melalui tulisan dan mendemonstrasikan serta menggambarkan secara visual, mampu memahami ide- ide matematika, dapat menggambarkan situasi transformasi geometri, dan mampu menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi matematika dalam menyajikan ide matematika. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi matematis lisan yaitu dapat mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan dan mendemostrasikannya, mampu memahami ide-ide matematis baik secara lisan, dapat menggambarkan situasi transformasi geometri, dan mampu menjelaskan istilah-istilah dan notasi-notasi matematika yang digunakan dalam menyajikan data.