Show simple item record

dc.contributor.advisorSugiyanto
dc.contributor.advisorSoepeno, Bambang
dc.contributor.authorFitriana, Cintiya Aulia
dc.date.accessioned2021-03-24T02:00:36Z
dc.date.available2021-03-24T02:00:36Z
dc.date.issued2020-11-18
dc.identifier.nim160210302046
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/103572
dc.description.abstractKelompok etnik Using di Banyuwangi merupakan salah satu suku bangsa yang masih memegang teguh tradisi mereka. Sebagai ciri khas sebagai kelompok etnik yang terdapat di Banyuwangi, Using di Desa Kemiren memiliki berbagai macam bentuk budaya tradisi dan upacara adat yang unik dan secara signifikan tetap dilakukan secara turun temurun. Salah satu tradisi unik di desa Kemiren yaitu, Tradisi Tumpeng sewu yang diadakan setiap tahun. Tradisi Tumpeng sewu merupakan salah satu ritual adat dengan penyajian hidangan makanan yaitu tumpeng sebagai simbol tradisi yang mereka jalankan. Seiring berjalannya waktu ritual adat bersih desa tersebut dilibatkan dalam program kegiatan tahunan pemerintah Banyuwangi bernama Festival Tumpeng Sewu yang digelar sejak 2015 dengan mengangkat Tumpeng Pecel Pithik sebagai rangkaian kuliner sesaji sebagai ikon yang berada dalam ritual adat bersih desa, memiliki potensi pariwisata yang menarik wisatawan dan memiliki aspek ekonomis pariwisata. Kegiatan slametan dengan menonjolkan kuliner ritual berupa tumpeng Pecel pithik biasanya disajikan hanya sebagai ritual khusus, kini dalam Festival disajikan sebagai komoditas dan alat promosi kebudayaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimanakah asal usul Tradisi Tumpeng Sewu dalam Ritual Adat Bersih Desa menjadi obyek pariwisata Festival Kuliner Tumpeng Sewu 2015; (2) bagaimanakah Festival Kuliner Tumpeng Sewu sebagai obyek pariwisata pada tahun 2015-2019; dan (3) bagaimanakah dampak ekonomi Festival Kuliner Tumpeng Sewu sebagai obyek pariwisata. Tujuan penelitian ini yaitu (1) menjelaskan asal usul Tradisi Tumpeng Sewu dalam Ritual Adat Bersih Desa menjadi obyek pariwisata Festival Kuliner Tumpeng Sewu 2015; (2) memaparkan Festival Kuliner Tumpeng Sewu sebagai obyek pariwisata pada tahun 2015-2019; dan (3) menguraikan dampak ekonomi Festival Kuliner Tumpeng Sewu sebagai obyek pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan pendekatan antropologi pariwisata dan teori modernisasi. Tahapan penelitian ini meliputi 4 kegiatan pokok yaitu pengumpulan data yang bersasal dari zaman itu dan pengumpulan bahan bahan tercetak, tertulis, dan lisan yang boleh jadi relevan (Heuristik), menyingkirkan bahan bahan (atau bagian) ynag tidak autentik (Kritik Sumber), menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan yang autentik (Interpretasi), dan penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi suatu kisah atau penyajian yang berarti (Historiografi). Hasil penelitian ini meliputi (1) Asal usul tumpeng sewu dimulai terjadinya wabah dan paceklik sehingga diadakan ritual adat bersih desa yaitu slametan desa yang nantinya disebut sebagai Tumpeng Sewu kemudian diangkat menjadi Festival tahunan di Desa Kemiren; (2) Sejak 2015 hingga 2019 terjadi perubahan berupa sistematika pemesanan tumpeng dan formasi panitia penyelenggara dari organasasi di Desa Kemiren; (3) Penyelenggaran Festival Tumpeng Sewu memberikan dampak ekonomi pariwisata melalui proses komodifikasi. Kesimpulan (1) Asal usul diadakannya Slametan Desa di Kemiren dilaksanakan sebagai reaksi atas wabah penyakit pada zaman dahulu yang sedang musim paceklik (banyak orang sakit) sehingga Buyut yang masyarakat Kemiren percayai meminta untuk mengadakan Ritual Barong dan Slametan Desa sehingga kegiatan tersebut dipercaya sebagai langkah untuk membersihkan desa. Awalnya yang menyelenggarakan prosesi tersebut yaitu keluarga/ keturunan dari Buyut Cili sendiri dengan ritual khusus ke makam dhanyang dengan sesaji yang dipersembahakan. Tumpeng pecel pithik sebagai salah satu sajian dalam sesaji pada ritual ke makam buyut cili, menjadi hidangan utama dalam prosesi Slametan Desa. Slametan Desa dalam rangka ritual adat bersih desa meliputi kegiatan slametan dengan menyajikan kuliner Tumpeng pecel pithik oleh masyarakat Desa Kemiren sesuai dengan wilayahnya masing masing sehingga tidak diadakan secara bersama. Kemudian pada 2007, slametan desa dilakukan secara serentak setiap awal bulan haji yang jatuh pada minggu malam atau kamis malam. Nama Slametan Desa mulai berganti menjadi Tumpeng Sewu. Seiring berjalannya waktu, Tumpeng Sewu diangkat menjadi Festival pada 2015 karena keunikannya dalam menyajikan tumpeng berjumlah seribu; (2) Sejak 2015, Tumpeng Sewu secara resmi masuk dalam agenda tahunan Banyuwangi Festival sehingga tumpeng sewu yang berawal dari slametan desa bertransformasi menjadi Festival Tumpeng Sewu. Kemudian pada 2017, panitia Festival Tumpeng Sewu berinisiatif untuk mengkoordinir pemesanan tumpeng melalui contact person yang tertera pada pamflet Festival Tumpeng Sewu. Namun terjadi sedikit perubahan formasi pada kelompok yang terlibat dalam kegiatan Festival Tumpeng Sewu yaitu POKDARWIS (Kelompok Pemuda Sadar Wisata) dan Kelompok Karang Taruna. Pada tahun 2018, pemesanan tumpeng pun berusaha untuk dikoordinir secara sistematis. Tanggung Jawab tersebut diberikan kepada kelompok POKDARWIS. Pada tahun 2019, pelaksanaan Festival Tumpeng Sewu secara sistematis dan tahapan tidak terdapat perubahan yang signifikan, penyelenggara tetap diisi oleh POKDARWIS; (3) Tumpeng Sewu bernilai ekonomi pariwisata melalui proses komodifikasi. Kuliner local yang sebelumnya bagian dari ritual khusus sebagai persembahan kepada Buyut Cili, mengalami pergeseran fungsi menjadi kuliner yang bersifat komunal. Kemudian proses modernisasi semakin mengangkat kuliner local tersebut menjadi komoditi yang bernilai ekonomis sehingga memberikan keuntungan yang signifikan kepada masyarakat.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2020en_US
dc.subjectKuliner Tumpeng Sewuen_US
dc.subjectRitual Adat Bersihen_US
dc.subjectDesa Kemirenen_US
dc.titleFestival Kuliner Tumpeng Sewu dalam Ritual Adat Bersih Desa Kemiren sebagai Obyek Pariwisata 2015 – 2019en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record