dc.description.abstract | Demam adalah respon alami tubuh, dimana terjadi peningkatan suhu tubuh diatas nilai normal. Infeksi mikroba (virus, bakteri, dan jamur) merupakan salah satu penyebab demam. Infeksi membuat sitokin pirogenik teraktivasi yang kemudian menstimulus produksi prostaglandin E2 sehingga menaikkan termoregulasi set point pada hipotalamus. Demam menjadi sumber ketidaknyamanan karena biasanya disertai dengan kondisi mengigil, berkeringat, dan rasa kedinginan. Demam dapat diobati dengan obat antipiretik. Namun, beberapa obat antipiretik seperti parasetamol dapat menimbulkan efek samping. Salah satu alternatif antipiretik yang dapat digunakan yaitu menggunakan herba bandotan (Ageratum conyzoides). Selain itu, herba bandotan diduga memiliki aktivitas antipiretik karena memiliki senyawa flavonoid. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kadar flavonoid total dan mengetahui aktivitas antipiretik ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) pada mencit (Mus musculus) yang diinduksi dengan ragi.
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) dan dilanjutkan penetapan kadar flavonoid total dengan metode kolorimetri AlCl3. Sementara, uji aktivitas antipiretik dilakukan dengan membagi 24 mencit menjadi 6 kelompok diantaranya: kelompok normal (CMC-Na), kelompok kontrol negatif (CMC-Na), kelompok kontrol positif (parasetamol 100 mg/kgBB), kelompok dosis ekstrak 100 mg/kgBB, kelompok dosis ekstrak 200 mg/kgBB, dan kelompok dosis ekstrak 400 mg/kgBB. Semua mencit diukur suhu rektalnya dan diinduksi dengan ragi roti 10 ml/kgBB
20% dalam normal salin 0,9 % kecuali kelompok normal diinjeksi dengan normal salin 0,9 %. Kemudian, suhu rektal mencit diukur 4 jam setelah diinduksi dan setiap jam selama 4 jam setelah diberi perlakuan. Data pengukuran suhu rektal mencit yang didapatkan selanjutnya dihitung kenaikan suhu dan persen inhibisi pireksia untuk dianalisis independent t test dan post hoc LSD.
Ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan triterpenoid serta mengandung kadar flavonoid total sebesar 67,52 mg QE/g ekstrak. Hasil analisis independent t test kenaikan suhu rektal mencit memperlihatkan bahwa ragi roti 10 ml/kgBB 20% dapat menyebabkan demam secara signifikan. Persen hambat pireksia kelompok kontrol positif yaitu 110,2% sedangkan kelompok dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB yaitu 89,0%, 100,5%, dan 105,7% secara berurutan. Hasil analisis persen inhibisi pireksia menggunakan post hoc LSD menunjukkan kelompok kontrol positif dengan ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) tiga tingkatan dosis memiliki perbedaan yang tidak signifikan tetapi pada jam ke-3 kelompok kontrol positif dengan kelompok dosis 100 mg/kgBB memiliki perbedaan yang signifikan. Sementara, hasil analisis persen inhibisi pireksia ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB memiliki perbedaan yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut, ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) tiga tingkatan dosis memiliki aktivitas antipiretik dengan menurunkan suhu rektal mencit yang diinduksi ragi. Aktivitas antipiretik pada ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L) diduga karena adanya senyawa golongan flavonoid (nobilentin, kaemferol, dan kuersetin) dan alkaloid. | en_US |