dc.description.abstract | RINGKASAN
Uji Aktivitas Antimalaria Fraksi Eter Daun Kembang Bulan secara In
Vivo; Siti Agus Mulyanti, 062210101069; 2010: 53 halaman; Fakultas Farmasi
Universitas Jember.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi fokus perhatian
dunia secara global, mengingat penderita malaria di dunia mencapai 300-500 juta
orang dengan tingkat kematian 2-3 juta orang pertahun. Penyakit ini diperparah
dengan meningkatnya kasus infeksi malaria di beberapa tempat akibat timbulnya
strain Plasmodium yang resisten terhadap obat-obat antimalaria yang tersedia. Hal
ini mendorong para peneliti mencari antimalaria baru untuk menggantikan
antimalaria yang tidak efektif lagi. Salah satu usaha menemukan antimalaria baru
adalah melalui penelitian terhadap tanaman obat yang digunakan secara
tradisional oleh masyarakat untuk mengobati malaria. Kembang bulan telah lama
digunakan secara tradisional di Guatemala, Taiwan, Meksiko dan Nigeria untuk
mengobati malaria. Penelitian antimalaria pada fraksi eter daun kembang bulan
(T. diversifolia) dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antimalarianya secara in vivo serta besarnya nilai IC50 fraksi eternya.
Uji aktivitas antimalaria fraksi eter daun kembang bulan dilakukan dengan
metode Peter’s Test yang dimodifikasi. Darah dari ekor mencit dihapus setiap
harinya pada hari pertama (H0) sampai hari kelima perlakuan (H4) kemudian
dilakukan pewarnaan dengan Giemsa 10%. Pada hari pertama (H0) sampai dengan
hari keempat (H3), mencit perlakuan diberikan suspensi fraksi eter daun kembang
bulan secara per oral. Tingkat parasitemia mencit kemudian dihitung untuk
mendapatkan nilai persen pertumbuhan dan persen penghambatan parasit. Dari
data persen penghambatan dan dosis kemudian diolah dengan analisis probit
untuk mendapatkan nilai IC50. Skrining fitokimia dengan metode KLT dalam
penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui keberadaan senyawa yang diduga
memiliki aktivitas antimalaria.
4
Menurut hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan pada fraksi eter
daun kembang bulan yang kemudian dibandingkan dengan hasil skrining ekstrak
metanolnya dalam penelitian Mulyanti et al., (2010), diduga ekstrak metanol daun
kembang bulan mengandung 3 jenis senyawa flavonoid dan 5 jenis senyawa
terpenoid, sedangkan fraksi eternya mengandung 4 jenis senyawa terpenoid dan 3
jenis senyawa flavonoid. Senyawa alkaloid tidak ditemukan baik pada ekstrak
metanolnya maupun pada fraksi eter daun kembang bulan. Dari hasil uji aktivitas
antimalaria fraksi eter daun kembang bulan diperoleh hasil bahwa tingkat
parasitemia mencit pada H0 menunjukkan adanya variasi meskipun diusahakan
inokulasi yang seragam. Tingkat parasitemia mencit pada hari pertama (H0)
sampai hari kelima perlakuan (H4), pada semua kelompok perlakuan menunjukkan
adanya peningkatan. Besar peningkatan persen parasitemianya berbeda-beda pada
setiap kelompok perlakuan. Tingkat parasitemia terendah pada hari terakhir
perlakuan (H4), dimiliki oleh kelompok mencit yang diberi suspensi fraksi eter
paling besar yakni 50 mg/kgBB yang kemudian nilainya semakin meningkat
seiring dengan menurunnya dosis. Fraksi eter daun kembang bulan terbukti
memiliki aktivitas antimalaria terhadap P. berghei secara in vivo pada dosis 20
mg/kgBB, 30 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 50 mg/kgBB dengan nilai IC50 sebesar
27,08 mg/kgBB. | en_US |