Show simple item record

dc.contributor.authorSiti Agus Mulyanti
dc.date.accessioned2013-12-19T05:31:09Z
dc.date.available2013-12-19T05:31:09Z
dc.date.issued2013-12-19
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10339
dc.description.abstractRINGKASAN Uji Aktivitas Antimalaria Fraksi Eter Daun Kembang Bulan secara In Vivo; Siti Agus Mulyanti, 062210101069; 2010: 53 halaman; Fakultas Farmasi Universitas Jember. Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi fokus perhatian dunia secara global, mengingat penderita malaria di dunia mencapai 300-500 juta orang dengan tingkat kematian 2-3 juta orang pertahun. Penyakit ini diperparah dengan meningkatnya kasus infeksi malaria di beberapa tempat akibat timbulnya strain Plasmodium yang resisten terhadap obat-obat antimalaria yang tersedia. Hal ini mendorong para peneliti mencari antimalaria baru untuk menggantikan antimalaria yang tidak efektif lagi. Salah satu usaha menemukan antimalaria baru adalah melalui penelitian terhadap tanaman obat yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati malaria. Kembang bulan telah lama digunakan secara tradisional di Guatemala, Taiwan, Meksiko dan Nigeria untuk mengobati malaria. Penelitian antimalaria pada fraksi eter daun kembang bulan (T. diversifolia) dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimalarianya secara in vivo serta besarnya nilai IC50 fraksi eternya. Uji aktivitas antimalaria fraksi eter daun kembang bulan dilakukan dengan metode Peter’s Test yang dimodifikasi. Darah dari ekor mencit dihapus setiap harinya pada hari pertama (H0) sampai hari kelima perlakuan (H4) kemudian dilakukan pewarnaan dengan Giemsa 10%. Pada hari pertama (H0) sampai dengan hari keempat (H3), mencit perlakuan diberikan suspensi fraksi eter daun kembang bulan secara per oral. Tingkat parasitemia mencit kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai persen pertumbuhan dan persen penghambatan parasit. Dari data persen penghambatan dan dosis kemudian diolah dengan analisis probit untuk mendapatkan nilai IC50. Skrining fitokimia dengan metode KLT dalam penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui keberadaan senyawa yang diduga memiliki aktivitas antimalaria. 4 Menurut hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan pada fraksi eter daun kembang bulan yang kemudian dibandingkan dengan hasil skrining ekstrak metanolnya dalam penelitian Mulyanti et al., (2010), diduga ekstrak metanol daun kembang bulan mengandung 3 jenis senyawa flavonoid dan 5 jenis senyawa terpenoid, sedangkan fraksi eternya mengandung 4 jenis senyawa terpenoid dan 3 jenis senyawa flavonoid. Senyawa alkaloid tidak ditemukan baik pada ekstrak metanolnya maupun pada fraksi eter daun kembang bulan. Dari hasil uji aktivitas antimalaria fraksi eter daun kembang bulan diperoleh hasil bahwa tingkat parasitemia mencit pada H0 menunjukkan adanya variasi meskipun diusahakan inokulasi yang seragam. Tingkat parasitemia mencit pada hari pertama (H0) sampai hari kelima perlakuan (H4), pada semua kelompok perlakuan menunjukkan adanya peningkatan. Besar peningkatan persen parasitemianya berbeda-beda pada setiap kelompok perlakuan. Tingkat parasitemia terendah pada hari terakhir perlakuan (H4), dimiliki oleh kelompok mencit yang diberi suspensi fraksi eter paling besar yakni 50 mg/kgBB yang kemudian nilainya semakin meningkat seiring dengan menurunnya dosis. Fraksi eter daun kembang bulan terbukti memiliki aktivitas antimalaria terhadap P. berghei secara in vivo pada dosis 20 mg/kgBB, 30 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 50 mg/kgBB dengan nilai IC50 sebesar 27,08 mg/kgBB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries62210101069;
dc.subjectAntimalariaen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIMALARIA FRAKSI ETER DAUN KEMBANG BULAN SECARA IN VIVOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record