dc.description.abstract | Hampir selama
setahun terakhir tim editor bekerja keras untuk ‘mendamaikan’
dinamika ideologis baik dalam proses telaah substantif naskah dan
finalisasi naskah sebelum dikirim ke penerbit. Semua tulisan-tulisan yang
masuk ke redaksi telah melalui proses penelaahan dan seleksi dengan
metode blind review, tanpa prasangka dan/atau bias a priori. Sejumlah
naskah yang masuk dan kami pandang berbobot dan segar berhasil kami
pilih. Dengan sendirinya pula, terdapat beberapa naskah yang terpaksa
harus ditinggalkan karena dirasa masih jauh dengan tema besar buku ini.
Tiga kata kunci yang menjadi pokok bahasan buku ini sejatinya
berkelindan kuat, dan amat relevan dengan dinamika politik dan
kemasyarakatan di Indonesia saat ini. Transnasionalisme yang dianggap
sebagai anak kandung globalisasi kerap dianggap sebagai ‘pisau bermata
dua’ dimana di satu sisi membawa keuntungan kepada negara-negara,
sedangkan disisi lain membawa potensi hegemoni ideologis laten dan
dominasi jejaring aktor ekonomi yang berbahaya dan predatorik. Dalam
konteks ekonomi internasional, transnasionalisme adalah suatu
keniscayaan sejarah (historical necessity) dikarenakan semakin
mengerutnya hubungan-hubungan antar negara sehingga menciptakan
global village yang mempengaruhi kebijakan politik, hukum dan
ekonomi negara-negara di dunia.
1
Mobilitas barang (komoditas), orang,
pemikiran (ideologi) dalam lintas kawasan adalah suatu keniscayaan yang
tidak terhindarkan, dimana sekat-sekat antar negara dan regional
semakin memudar. Dibukanya kebijakan pasar bebas (free trade policy)
oleh beberapa negara-negara adidaya (super power states) juga
mempercepat terjadinya fenomena ini. | en_US |