dc.description.abstract | Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang di kelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2015). Persentase pelayanan anak balita menurut Puskesmas di Kabupaten Jember tahun 2018 tertinggi sebesar 102, 40 % ditempati oleh Puskesmas Sumbersari, sedangkan presentase terendah diduduki oleh Puskesmas Arjasa sebesar 70, 21 % (Dinkes Jember, 2018).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik.dengan pendekatan cross sectional dan sampel berjumlah 251 orang.yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner dan menggunakan uji regresi logistic dengan nilai signifikasi α = 0.05.
Hasil analisis pada faktor predisposisi diantaranya faktor pengetahuan dengan hasil pengujian secara parsial bahwa diperoleh nilai Wald sebesar 4,124 dengan nilai signifikansi sebesar 0,042, yang berarti bahwa terdapat pengaruh terhadap kunjungan balita, disini didapatkan jika mayoritas pengetahuan ibu balita masuk dalam katagori kurang, namun mereka tetap berantusias pergi keposyandu karena ada faktor lain yang mempengaruhi seperti motivasi, jarak rumah keposyandu serta dukungan dari kader, tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat. Pengujian faktor sikap diperoleh nilai Wald sebesar 7,770, terdapat pengaruh signifikan terhadap kunjungan balita, sebagian besar responden mempenyai sikap negatife terhadap kegiatan posyandu akan tetapi dengan adanya dukungan khususnya dari tokoh masyarakat yang dengan aktif mengajak ibu balita untuk
ix
datang keposyandu. Faktor kepercayaan diperoleh nilai Wald sebesar 7,081 berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap kunjungan balita, selama kegiatan posyandu responden mendapatkan penyuluhan tentang gizi dan mereka percaya kepada petugas kesehatan jika dengan datang keposyandu balitanya akan terkontrol tumbuh kembangnya. Faktor motivasi diperoleh nilai Wald sebesar 19,619 berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap kunjungan balita. Pengujian faktor pekerjaan diperoleh nilai Wald sebesar 7,178 berarti bahwa berpengaruh signifikan terhadap kunjungan balita, mayoritas reponden adalah tidak bekerja, seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan mempengaruhi ketidakhadiran dalam pelaksanaan posyandu. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kunjungan balita adalah motivasi, diperoleh odds ratio tertinggi yaitu 3,851.
Faktor pemungkin yang terdiri dari sarana informasi diperoleh nilai Wald sebesar 5,399 berarti bahwa berpengaruh terhadap kunjungan balita, ibu balita bersemangat datang keposyandu karena mereka mendapatkan berbagai penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang balitanya. Pengujian faktor jarak diperoleh nilai Wald sebesar 2,272, bahwa terdapat pengaruh terhadap kunjungan balita, reponden yang rumahnya berdekatan dengan lokasi akan lebih antusias untuk datang keposyandu serta bagi yang rumahnya jauh akan dilakukan kunjungan rumah oleh kader sehingga hal tersebut akan meningkat kunjungan balita keposyandu.
Faktor penguat terdiri dari peran kader Posyandu diperoleh nilai Wald sebesar 4,345, terdapat pengaruh terhadap kunjungan balita, peran kader yang baik yaitu seperti memberikan informasi, sangat mempengaruhi tingkat kehadiran ibu dalam posyandu. Pengujian faktor peran tenaga kesehatan diperoleh nilai Wald sebesar 4,461 terdapat pengaruh terhadap kunjungan balita, peran aktif petugas kesehatan dalam meningkatkan kunjungan yaitu dengan memberikan berbagai informasi khusnya gizi dan hal lain yang mendukung tumbuh kembang balita. Pengujian peran tokoh masyarakat diperoleh nilai Wald sebesar 6,954 terdapat pengaruh terhadap kunjungan balita keposyandu, faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat keposyandu adalah dukungan dari berbagai
x
pihak diantaranya dari tokoh masyarakat, beliau disengani dalam lingkungan sehingga responden antusisas untuk mengunjungi posyandu.
Saran dari penelitian adalah untuk penelitian selanjutkan diharapkan tempat penelitian cakupannya lebih luas yang melibatkan beberapa puskesmas serta membahas variabel khususnya tentang motivasi, karena merupakan factor yang paling dominan mempengaruhi kunjungan balita keposyandu | en_US |