dc.description.abstract | Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang sangat menjunjung
tinggi nilai budaya dan tradisi keislaman yang diwariskan oleh para leluhur dan
para guru yang terus tersambung hingga Rasulullah saw., yang dalam
perkembangannya dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman, salah satunya dalam hal manajerial dan pengelolaan
keuangan. Dalam mengelola organisasinya, setiap entitas memiliki potensi yang
sama untuk mengalami fraud. Oleh karena itu diperlukan usaha yang maksimal
untuk mencegahnya terjadi dan mengganggu usaha organisasi dalam mencapai
tujuan. Salah satu ikhtiar yang diyakini dapat membantu mencegah terjadinya
fraud dan menjadi salah satu sarana yang efektif dalam mencapai tujuan,
memitigasi resiko, dan membantu memastikan efektivitas-efisiensi operasional
organisasi adalah pengendalian internal.
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo
menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Penelitian ini
dimaksudkan untuk menemukan praktik pengendalian internal yang khas dan
selama ini mengakar di Pesantren Sukorejo untuk selanjutnya ditawarkan menjadi
sebuah model baru pengendalian internal yang sarat dengan nilai kekhasan
Pondok Pesantren.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa elemen utama yang menjadi
kekhasan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo adalah nilai
spiritualitas yang mendasari seluruh aktivitas di pesantren. Pada elemen
spiritualitas tersebut selanjutnya terdapat beberapa unsur yang dikelompokkan
dalam empat kategori, yakni 1) kategori keyakinan dan sikap yang terdiri atas
unsur utama iman, akhlak, amanah, ruhani dan barokah, 2) kategori praktik yang
terdiri atas unsur niat, khidmah, musyawarah dan istikharah, 3) kategori
manajemen yang terdiri atas Pengasuh Pesantren, sentralisasi dan kultur-modern,
serta 4) kategori pusaka pesantren yang terdiri atas ibadah, wirid, hizib dan
istiqamah. Semua unsur itu berada di dalam elemen spiritual secara bersama-sama
menjadi sebuah benteng yang efektif bagi pesantren dalam melakukan seluruh
aktivitasnya, dan diberi nama Spiritual-based Internal Control. | en_US |