Pengembangan Sensor Antioksidan Berbasis Plastik untuk Ekstrak Herbal
Abstract
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus, senyawa atau molekul yang tidak
memiliki elektron bebas pada orbital terluar. Radikal bebas dapat mencari pasangan
elektronnya dan membentuk ikatan kovalen sehingga memungkinkan suatu radikal
bebas bereaksi dengan redikal bebas lainnya secara berantai dan menghasilkan
bentuk radikal bebas baru. Reaksi berantai dapat menimbulkan berbagai gangguan
yang berbahaya bagi tubuh (Yuslianti, 2018). Berbagai gangguan tubuh yang akan
terjadi karena radikal bebas ialah terjadinya gangguan fungsi sel, berubahnya
struktur sel, terbentuknya molekul yang termodifikasi sehingga tidak terdeteksi
oleh sel imun, dan terjadinya mutase (Winarsih, 2007). Gangguan tersebut dapat
dicegah dengan adanya kandungan antioksidan. (Winarsih, 2007; Yuslianti, 2018).
Upaya dalam pencarian senyawa antioksidan alami, maka perlu dilakukan
pengujian aktivitas antioksidan pada tanaman yang berkhasiat obat. Pendekatan lain
yang dikembangkan untuk menentukan aktivitas antioksidan adalah dengan
menggunakan sensor kimia. Sensor ini memiliki beberapa kelebihan yaitu alat yang
sederhana, mudah, dan preparasi yang cukup mudah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sensor antioksidan dengan
imobilisasi reagen DPPH pada zona mikro plastik polipropilen yang dapat menjadi
salah satu metode alternatif deteksi kandungan antioksidan dari sampel ekstrak.
Metode ini diharapkan aplikasinya lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
metode yang umum digunakan salah satunya spektrofotometri UV-Vis. Optimasi
dilakukan untuk menentukan kondisi optimal pada sensor antioksidan dengan
matriks pendukung plastik polipropilen. Berdasarkan hasil optimasi yang telah
dilakukan, didapatkan volume reagen yang diimobilisasikan sebesar 14 µL pada
zona mikro, volume sampel 10 µL, konsentrasi reagen DPPH yang digunakan 275
ppm, dan analisis menggunakan aplikasi ImageJ warna green.Karakteristik sensor antioksidan dengan matriks pendukung plastik
polipropilen terhadap standar asam galat meliputi: waktu respon yang digunakan
untuk analisis pada menit ke-1, linieritas terletak pada konsentrasi 5 ppm sampai
18 ppm dengan koefisien korelasi (r) 0,998248. Batas deteksi yang diperoleh
sebesar batas deteksi (LOD) sebesar 0,998 ppm GAE dan batas kuantitasi (LOQ)
sebesar 3,227 ppm GAE. Penentuan presisi dilakukan dengan menghitung standar
deviasi relatif (RSD) yang didapatkan sebesar kurang dari 7,3 % Persen recovery
aktivitas antioksidan yang memenuhi rentang, yaitu 80-110 % dan simpangan
recovery yang diperoleh kurang dari 7,3%. Sensor antioksidan dengan matriks
pendukung plastik polipropilen ini diketahui stabil selama 2 hari pada suhu
penyimpanan 2-4⁰ C dan pada suhu kamar selama 50 menit. Sensor ini dapat
digunakan untuk mengukur kapasitas antioksidan pada sampel ekstrak metanol
daun jati belanda (Guazuma ulmifolia (JB)), daun adas (Foeniculum vulgare (AP)),
daun tempuyung (Sonchus arvenis (T)), daun kepel (Stelechocarpus burahol (K)),
daun pegagan (Centella asiatica (P)), kumis kucing (Orthosiphon stamineus (KK)),
daun seledri (Apium graveolens (S)), daun meniran (Phyllanthus niruri (M)), jahe
(Zingiber officinale (J)) dan daun teh hijau (Camellia sinensis (TH)) yang diperoleh
dari Materia Medika Batu. Hasil pengukuran tidak menunjukan perbedaan yang
signifikan ketika dibandingkan dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]