| dc.description.abstract | Tingkat pemecahan masalah serta tingkat kemampuan berpikir setiap individu memiliki keragaman yang berbeda. Hal ini disebabkan karena proses setiap individu dalam hal memperoleh, menyimpan dan juga menerapkan pengetahuan yang didapatkan. Setiap individu memiliki cara-cara sendiri terhadap situasi belajar, cara penerimaan pengetahuan, serta respons terhadap metode pengajaran yang diajarkan oleh guru. Berbagai perbedaan antar individu dalam berbagai paparan di atas juga dikenal dengan cognitive style (gaya kognitif).
Kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific mendapatkan beberapa bentuk pembelajaran, yang diantaranya adalah discovery learning, problem based learning, project based learning, dan berbagai macam lainnya. Bentuk-bentuk pembelajaran tersebut telah menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Problem-Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu bentuk pembelajaran untuk mengarahkan peserta didik kepada kemampuan berpikir kreatif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kombinasi (mix methods). Penelitian kombinasi adalah penggabungan dari penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dimana penelitian ini mengembangkan perangkat dan mengacu pada model pengembangan. Dalam hal mengembangkan perangkat pembelajaran, penelitian ini menggunakan Problem-Based Learning dan menghasilkan produk perangkat pembelajaran berupa Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), Pre-test dan Post-test, monograf, serta mengetahui perbedaan signifikansi antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Penelitian
ix
ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020 tepatnya di semester ganjil. Tempat penelitian yaitu Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Hasil validasi instrumen penelitian berupa rencana perkuliahan, Lembar Kerja Mahasiswa, dan tes berupa pre-test dan post-test berturut-turut adalah 3,75; 3,68; 3,6 yang bermakna bahwa keseluruhan produk dapat dikatakan valid.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kategori praktis berdasarkan penilaian pengamatan aktivitas pengajar, aktivitas pengajar memiliki nilai rata-rata yaitu 3,69 dengan persentase yaitu 95,14% Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran dapat dikatakan praktis karena persentase aktivitas dosen mencapai ≥ 80%. Hasil tes akhir riset pada kelas eksperimen yang telah diterapkan pembelajaran model problem-based learning dengan penggunaan LKM memperoleh hasil 18 mahasiswa berada di level sangat kreatif inovatif, 14 mahasiswa di level kreatif inovatif, 9 mahasiswa di level cukup kreatif inovatif dan tidak ada mahasiswa di level kurang dan tidak kreatif inovatif. Skor rata-rata dalam persentase aktivitas mahasiswa mencapai 95,83%. Hal ini menunjukkan mahasiswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model problem-based learning.
Hasil dari responden mahasiswa melalui angket didapatkan data bahwa rata-rata dari setiap pertanyaan memiliki persentase 95,27% responden menjawab “iya” dan 4,73% responden menjawab “tidak”. Berdasarkan hasil penelitian dari 41 mahasiswa terdapat 24% atau 10 mahasiswa yang memiliki gaya kognitif Field Dependent dan 76% atau 31 mahasiswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran menyukai perangkat pembelajaran yang digunakan. Mahasiswa dengan gaya kognitif field independent memiliki keunggulan lebih daripada mahasiswa dengan gaya kognitif field dependent jika dihubungkan dengan keterampilan kreatif inovatif. | en_US |
